Konsep Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi, yang berbeda dari sekadar sekumpulan
orang karena mempunyai tujuan yang spesifik dan karena memiliki struktur yang
lebih formal, terbentuk bilamana beberapa orang bergabung, menjalankan dan
mengoordinasikan tugas dan tanggung jawab untuk tujuan tertentu, apakah karena
sebab yang mendadak untuk menanggulangi bahaya kebakaran atau banjir, ataupun
dalam bentuk organisasi formal untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Lebih jelas lagi, organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja dalam sistem
untuk mencapai tujuan. Orang bekerja sebagaimana organisasi bilamana pekerjaan
organisasi dibagi-bagi diantara mereka dan kemudian pekerjaan yang telah
dibagi-bagi ini dikoordinasikan utuk mencapai tujuan organisasi. Gagasan
mengenai organisasi ini telah lama ada. Empatpuluh lima tahun yang lalu, Chester
Barnard mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem kegiatan dua atau lebih
orang yang dikoordinasikan secara sadar. Definisi yang saat ini berlaku menambah
sedikit lagi, yaitu bahwa organisasi adalah suatu badan yang hidup terus (going
concern) melaksanakan berbagai fungsi melalui kegiatan oleh sekumpulan manusia
secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan.
Apa yang dilakukan organisasi? Dapat dikatakan sebagai usaha
mendapatkan sumber daya dan memanfaatkannya, diharapkan dengan cara yang
efisien, untuk menghasilkan keluaran berupa barang dan jasa. Yang dimaksud
dengan perilaku organisasi adalah kegiatan-kegiatan dan proses yang digunakan
oleh anggota-anggota arganisasi untuk melakukan hal itu.
Teori perilaku organisasi
Perilaku manusia, merupakan topik yang kompleks yang menyangkut
karektaristik psikologis pribadi, fisik, dan nilai serta berbagai faktor
organisasi dan lingkungan ekstern. Untuk memahami konsep ini, pikirkanlah
perilaku manusia sebagai akibat dari gabungan antara karekteristik pribadi
meliputi baik nilai-nilai pribadi ,maupun kemampuan pribadi. Sedangkan
lingkungan meliputi baik budaya organisasi tempat seseorang bekerja maupun
faktor-faktor luar organisasi. Seperti telah diduga, ada banyak teori mengenai
bagaimana dan mengapa seseorang didasarkan pada pandangan kognitif, yang
mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan mental seperti penalaran, keyakinan, dan
harapanlah yang mengerakkan perilaku manusia, dan pandangan pengukuhan
(reiforcement), yang berpendapat bahwa lingkungan dalam bentuk imbalan
(ganjaran) – pujian, keuangan, sosial – yang diberikan oleh faktor-faktor
luarlah yang mempengaruhi perilaku manusia. Berbagai teori menggunakan landasan
pandangan ini. Pembahasan singkat mengenai dua teori seperti ini kiranya sudah
cukup untuk memenuhi keingin-tahuan tentang bagaimana orang berperilaku dalam
organisasi sebelum kita mengembangkan dan menggunakan sistem pengendalian
manajemen.
Teori jenjang kebutuhan. Teori bahwa manusia mempunyai banyak
kebutuhan dan keinginan yang tersusun sedemikian hingga bila satu kebutuhan
telah terpenuhi maka manusia tersebut akan berusaha akan memenuhi tingkat
kebutuhan yang lebih tinggi telah dikemukan beberapa tahun lalu. Pada setiap
saat, sesorang akan berusaha memuaskan kebutuhan yang berbeda-beda dan
kebutuhan-kebutuhan inilah yang menentukan perilaku manusia. Jenjang kebutuhan
manusia bergerak mulai dari kebutuhan fisik dasar seperti kebutuhan akan makan
dan tidur, sampai kebutuhan psikologis akan makanan yang lebih baik, gengsi dan
status serta kenikmatan hidup. Teori ini menyiratkan bahwa sistem pengendalian
manajemen haruslah didasarkan pada keinginan manusia untuk memuaskan
kebutuhannya, yang berbeda setiap saat, untuk setiap keadaan dan bagi orang yang
berbeda. Manajemen senior mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari
kebutuhan dan keinginan manajemen yunior. Sistem pengendalian manajemen harus
dirancang dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan ini agar para anggota
organisasi dapat diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang
efektif dan efisien.
Teori motivasi pencapaian. Teori kedua mengenai perilaku
manajemen dalam organisasi mengatakan bahwa seseorang dipengaruhi oleh
keinginannya untuk berhasil (berprestasi), keinginan untuk berkuasa, dan
kebutuhan akan pergaulan (afiliasi). Teori ini mengatakan bahwa struktur imbalan
dan hukum dalam sistem pengendalian manajemen haruslah didasarkan pada
motif-motif ini.
Kesimpulan
Dari apa yang dipaparkan di atas, kiranya dapatlah kita menarik
beberapa kesimpulan. Bahwa teori perilaku organisasi bertumpu pada bagaimana
sebuah organisasi (perusahaan) dapat mengetahui dan memanej perilaku orang-orang
yang ada di dalamnya, untuk bersama-sama mencapai tujuan yang telah digariskan
oleh organisasi. Dimana pihak manajemen perusahaan (organisasi) haruslah
mengetahui perilaku masing-masing orang di dalam sebuah organisasi memiliki
karekteristik yang berbeda-beda dan sangat kompleks, meliputi karekteristik
psikologis, pribadi, fisik dan nilai, serta juga dipengaruhi berbagai faktor
organisasi dan lingkungan ekstern.
Bahwa Teori Perilaku Organisasi berdampingan atau berlandaskan
pada konsep teori jenjang kebutuhan dan teori motivasi pencapaian, untuk
mengetahui bagaimana atau faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi orang untuk
berperilaku dalam organisasi.
Sumber:
Sistem Pengendalian Manajemen
Penulis: Anthony, dkk.
Alih Bahasa: Ir. Agus Maulana MSM
Sumber:
Sistem Pengendalian Manajemen
Penulis: Anthony, dkk.
Alih Bahasa: Ir. Agus Maulana MSM
Labels:
Dunia Ekonomi
Thanks for reading Teori Perilaku Organisasi. Please share...!
0 Comment for "Teori Perilaku Organisasi"