Wakil Presiden : Drs. Muhammad Hatta dalam suatu kunjungan |
Muhammad Hatta Dalam Pengasingan. Setelah sekian lama berada di Belanda dari 1921 –
1932, Akhirnya Muhammad Hatta pulang ke tanah air. Banyak sudah berbagai ilmu
dan pengalaman yang beliau serap di negeri itu. Terutama ilmu dan pengalaman
dalam organisasi dan politik di samping ilmu ekonomi yang ditempuhnya pada
sebuah universitas di Rotterdam, Belanda. Seperti yang telah kita ulas pada
artikel sebelumnya, beliau pernah menjadi bendahara dan Ketua Perhimpunan
Indonesia, pernah mengasuh majalah milik PI, Indonesia Merdeka sampai beliau
dikeluarkan dari PI. Beliau juga pernah dikaitkan dengan PKI dan pemberontakan
PKI di Madiun sehingga beliau dijebloskan ke dalam penjara oleh pemerintah
Belanda. Untuk lebih jelasnya baca artikel sebelumnya : Catatan Tentang Muhammad Hatta.
!932 – 1941 : MUHAMMAD HATTA DALAM PENGASINGAN
(Kutipan dari Wikipedia Indonesia)
Sekembalinya ia dari Belanda, ia ditawarkan
masuk kalangan Sosialis Merdeka (Onafhankelijke Socialistische Partij,
OSP) untuk menjadi anggota parlemen Belanda, dan menjadi perdebatan hangat di
Indonesia pada saat itu. Pihak OSP mengiriminya telegram pada 6 Desember 1932,
yang berisi kesediaannya menerima pencalonan anggota Parlemen. Ini dikarenakan
ia berpendapat bahwa ia tidak setuju orang Indonesia menjadi anggota dalam
parlemen Belanda. Sebenarnya dia menolak masuk, dengan alasan ia perlu berada
dan berjuang di Indonesia. Namun, pemberitaan di Indonesia mengatakan bahwa
Hatta menerima kedudukan tersebut, sehingga Soekarno menuduhnya tidak konsisten
dalam menjalankan sistem non-kooperatif.
Setelah Hatta kembali dari Belanda, Syahrir tidak
bisa ke Belanda karena keduanya keburu ditangkap Belanda pada 25 Februari 1934
dan dibuang ke Digul, dan selanjutnya ke Banda Neira. Baik di Digul maupun Banda
Neira, ia banyak menulis di koran-koran Jakarta, dan ada juga untuk
majalah-majalah di Medan. Artikelnya tidak terlalu politis, namun bersifat lebih
menganalisis dan mendidik pembaca. Ia juga banyak membahas pertarungan kekuasaan
di Pasifik.
Semasa diasingkan ke Digul, ia membawa semua
buku-bukunya ke tempat pengasingannya. Di sana, ia mengatur waktunya
sehari-hari. Pada saat hendak membaca, ia tak mau diganggu. Sehingga, beberapa
kawannya menganggap dia sombong. Ia juga merupakan sosok yang peduli
terhadap tahanan. Ia menolak bekerja sama dengan penguasa setempat, misalnya
memberantas malaria. Apabila ia mau bekerja sama, ia diberi gaji f 7.50 sebulan.
Namun, kalau tidak, ia hanya diberi gaji f 2.50 saja. Gajinya itu
tidak ia habiskan sendiri. Ia juga peduli terhadap kawannya yang
kekurangan.
Di Digul, selain bercocok tanam, ia juga membuat
kursus kepada para tahanan. Di antara tahanan tersebut, ada beberapa orang yang
ibadah shalat dan puasanya teratur; baik dari Minangkabau maupun Banten. Tapi,
mereka ditangkap karena -pada umumnya- terlibat pemberontakan komunis.
Pada masa itu, ia menulis surat untuk iparnya untuk dikirimi alat-alat
pertukangan seperti paku dan gergaji. Selain itu, dia juga menceritakan nasib
orang-orang buangan dalam surat itu. Kemudian, ipar Hatta mengirim surat itu ke
koran Pemandangan di Jakarta dan segera surat itu dimuat. Surat itu
dibaca menteri jajahan pada saat itu, Colijn. Colijn mengecam pemerintah dan
segera mengirim residen Ambon untuk menemui Hatta di Digul. Maka uang diberikan
untuknya, Hatta menolak dan ia juga meminta supaya kalau mau ditambah, diberikan
juga kepada pemimpin lain yang hidup dalam pembuangan.
Pada 1937, ia menerima telegram yang mengatakan
dia dipindah dari Digul ke Banda Neira Hatta pindah bersama Syahrir pada bulan
Februari pada tahun itu, dan mereka menyewa sebuah rumah yang cukup besar. Di
situ, ada beberapa kamar dan ruangan yang cukup besar. Adapun ruangan besar itu
digunakannya untuk menyimpan bukunya dan tempat bekerjanya.
Sewaktu di Banda Neira, ia bercocok tanam dan
menulis di koran "Sin Tit Po" (dipimpin Lim Koen Hian; bulanan ini berhenti pada
1938) dengan honorarium f 75 dalam Bahasa Belanda. Kemudian, ia menulis di
Nationale Commantaren (Komentar Nasional; dipimpin Sam Ratulangi) dan
juga, ia menulis di koran Pemandangan dengan honorarium f 50 sebulan per
satu/dua tulisan. Hatta juga pernah menerima tawaran Kiai Haji Mas Mansur untuk
ke Makassar, dia menolak dengan alasan kalaupun dirinya ke Makassar dia masih
berstatus tahanan juga. Waktu itu, sudah ada Cipto Mangunkusumo dan
Iwa Kusumasumantri. Mereka semua sudah saling mengenal.
Selain itu, di Banda Neira, Hatta juga mengajar
kepada beberapa orang pemuda. Anak dr. Cipto belajar tata-buku dan sejarah. Ada
juga anak asli daerah Banda Neira yang belajar kepada Hatta. Ada seorang kenalan
Hatta dari Sumatera Barat yang mengirimkan dua orang kemenakannya untuk belajar
ekonomi dan juga sejarah. Selain itu, dari Bukittinggi dikirim Anwar
Sutan Saidi sebanyak empat orang pemuda yang belajar kepada Hatta.
Pada tahun 1941, Mohammad Hatta menulis artikel di
koran Pemandangan yang isinya supaya rakyat Indonesia jangan memihak
kepada baik ke pihak Barat ataupun fasisme Jepang. Kelak, pada zaman Jepang
tulisan Hatta dijadikan bahan oleh penguasa Jepang untuk tidak percaya Hatta
selama Perang Pasifik. Yang mana, kelak tulisan Hatta dibaca Murase, seorang
Wakil Kepala Kenpeitei (dinas intelijen) dan menyarankan Hatta agar
mengikuti Nippon Sheisin di Tokyo pada November 1943.
Dari apa yang telah saya kutip dari wikipwdia
Indonesia di atas, dapat kita lihat semangat juang yang sangat tinggi pada diri
Muhammad Hatta. Di dalam pengasingan pun beliau tetap gigih berjuang demi
perubahan yang baik untuk bangsanya terutama melalui tulisan-tulisannya. Waktu
yang dimilikinya tidak pernah terbuang percuma, beliau memiliki kepedulian yang
tinggi kepada para tahanan yang lain. Ada saja hal yang dikerjakan untuk
membantu para tahanan yang lain, terutama dari kalangan orang-orang muda, tentu
saja demi kemajuan para pemuda itu sendiri. Semangat Bung Hatta inilah
seharusnya diwariskan dan dilanjutkan oleh generasi pemuda penerus bangsa
sekarang, demi kemajuan dan kemakmuran Indonesia mendatang.
Labels:
Tokoh Indonesia
Thanks for reading MUHAMMAD HATTA DALAM PENGASINGAN. Please share...!
0 Comment for "MUHAMMAD HATTA DALAM PENGASINGAN"