Pengertian zaman Prasejarah
Zaman prasejarah ini disebut juga zaman praaksara atau juga disebut dengan zaman nirleka. Dimana pengertian dari ketiganya sama yakni suatu zaman dimana manusia belum mengenal tulisan.
Pada zaman ini kehidupan manusia masih sangat purba atau kuno
(terbelakang), manusia masih sangat tergantung dengan alam didalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, tempat tinggal berpindah-pindah dan terpencar atau hidup
didalam goa-goa karang. Belum terbentuknya system kemasyarakatan yang dapat
mengatur tatanan kehidupan masyarakat terutama pada awal-awal zaman
prasejarah.
Zaman prasejarah ini berlangsung sampai dengan suatu zaman
dimana tulisan sudah dikenal dan dipergunakan masyarakat. Zaman mulai dikenalnya
tulisan ini disebut dengan zaman sejarah atau zaman aksara atau zaman leka.
Di Indonesia mulai memasuki zaman sejarah ini ± pada tahun 400
Masehi. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya Yupa, yaitu batu bertulis dengan
huruf Pallawa peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Yupa biasanya
ditancapkan di tanah digunakan untuk tempat mengikat hewan-hewan ternak raja
yang hendak di korbankan.
Sumber sejarah terungkapnya kehidupan zaman prasejarah berupa
fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa kehidupan organik (makhluk hidup) yang
telah membatu karena proses kimiawi dan terdapat di dalam lapisan tanah. Fosil
berasal dari sisa-sisa tulang manusia, tulang binatang, tumbuh-tumbuhan, kayu
dan hewan.
Artefak adalah alat-alat yang dibuat dan digunakan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Alat-alat ini terbuat dari batu, tulang,
duri, tanduk, tanah dan logam. Ahli/orang yang mempelajari kehidupan masa lampau
disebut dengan Arkeolog (yg dipelajri artefak) atau Paleoantropologi (yang
dipelajari fosil)
Pembagian Zaman Prasejarah
Menurut ahli Arkeologi zaman ini dibagi dua yakni zaman batu dan zaman logam.
a. Zaman Batu adalah suatu zaman perkakas dan peralatan rumah
tangga terbuat dari batu.
1) Macam-macam Zaman Batu
a) Zaman Batu Tua (paleolitikum)
- Masa : Pada Zaman Pleistosen (zaman es) ± 600.000 tahun yang
lalu
- Kehidupan: Nomaden (hidup berpindah-pindah), sepenuhnya
mengandalkan alam (misalnya berburu, menangkap ikan dan mengumpulkan makanan.
Belum bias membuat makanan sendiri)
- Alat/perkakas: batu yang terbuat kasar tidak di haluskan
contoh alat yang digunakan kapak genggam, kapak perimbas dan alat serpih.
- Jenis manusia yang hidup: Pithecanthropus erectus, Homo
wajekensis, Meganthropus paleojavanicus dan Homo soloensis.
b) Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
- Masa: Akhir zaman pleistosen (akhir zaman es) ± 10.000 Tahun
yang lalu.
- Kehidupan: Sudah mulai menetap, mulai mengenal bercocok tanam
(bertani) secara sederhana, sudah tidak begitu tergantung dengan alam
- Alat/perkakas:: alat sudah diberi bentuk dan sudah mulai
dihaluskan pada bagian dari alat yang digunakan. Contoh perkakas yang digunakan
adalah Pebble (kapak Sumatera). Serta mulai mengenal pembuatan gerabah.
- Jenis manusia yang hidup adalah Homo Sapiens.
c) Zaman Batu Muda (Zaman Neolitikum)
- Masanya: di Indonesia terjadi sejak sekitar 1500 sebelum
Masehi
- Kehidupan: Sudah menetap. Sudah mampu bercocok tanam (betani)
dengan baik. Sudah bisa mengolah makanan sendiri, membuat tembikar dan membuat
tenunan.
- Alat/perkakas: Alat yang terbuat ari batu sudah halus dan
beragam. Contoh perkakas (peninggalan kebudayaannya) antara lain kapak
persegi/beliung persegi, kapak lonjong.
- Jenis manusia yang hidup adalah: Homo Sapiens
d) Zaman Batu Besar (Zaman Megalitikum)
- Masa: muncul pada akhir Zaman Neolitikum
- Kehidupan: manusia sudah hidup menetap, tatanan dan system
kehidupan masyarakat sudah baik. Aliran kepercayaan sudah dianut oleh semua
anggota masyarakat. Yaitu aliran kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
- Alat (kebudayaan): Alat dari batu dibuat untuk menghormati
atau berkaitan dengan kepercyaan yang dianut oleh masyarakat pada waktu itu.
Contohnya: waruga, dolmen, sarkofagus, kubur batu, menhir, punden berundak, dan
arca.
- Jenis manusia yang hidup: Homo Sapiens.
b. Zaman Logam atau masa Perundagian.
Zaman Logam adalah suatu zaman dimana manusia sudah mengenal
bijih logam untuk membuat peralatannya. Pada zaman ini perkembangan kehidupan
cukup pesat. Tata kehidupan masyarkat semakin komplek atau beragam dan pembagian
kerja dalam masyarakat sudah ada dan teratur.
Kebudayaan zaman logam Indonesia ini dipengaruhi oleh
kebudayaan Dongsun (Vietnam) yang masuk ke Indonesia, terutama dalam tekhnik
peleburan perunggu dan besi lalu di cetak menjadi peralatan. Teknik pembuatan
alat logam ada dua yaitu, teknik bivalve (batu dibuat sebagai alat cetaknya) dan
teknik a cire perdue (dengan cetakan tanah liat dan lilin). Sebagian besar
pembuatan alat menggunakan teknik a cire perdue, caranya adalah benda yang
dikendaki dibuat dulu dari lilin, lengkap dengan bagian-bagiannya. Lalu lilin
tersebut dibungkus dengan tanah dan selanjutnya dipanaskan sehingga lilin
menjadi cair. Selanjutnya, logam cair dituangkan ke dalam tanah yang telah
terbentuk dan setelah dingin tanah dipecahkan, sehingga terbentuklah peralatan
yang dikehendaki
Zaman logam dibagi menjadi 3 zaman:
a) Zaman Tembaga. Awal-awal zaman logam. Zaman tembaga ini
tidak dikenal di Indonesia ini dibuktikan dengan tidak ditemikannya alat-alat
yang terbuat dari tembaga.
b) Zaman perunggu. Alat-alat terbuat dari perunggu. Contoh alat
(hasil kebudyaan yang ditingglkannya) yakni. Kapak corong, nekara, kapak
perunggu, moko, bejana perunggu dan perhiasan perunggu.
c) Zaman Besi. Peralatan hidup dan senjata terbuat dari besi.
Zaman Besi berkembang pada akhir kebudayaan prasejarah. Tingkat kehidupan
manusia zaman ini jauh lebih baik dari pada zaman-zaman sebelumnya. Benda
peninggalan zaman ini tidak banyak ditemukan karena besi mudah rusak karena
karat.
Alat atau hasil kebuayaan yang ditinggalkan zaman besi yakni:
tombak, mata bajak, mata panah, cangkul dan sabit.
Jenis-Jenis Manusia Purba Di Indonesia
Kehidupan manusia purba di Indonesia sudah ada sejak zaman
Pleistosen. Keberadaan manusia purba ini diketahui dari peninggalan-peninggalan
berupa artefak dan fosil-fosil yang ditemukan di Indonesia terutama di daerah
Jawa. Peneliti fosil manusia purba indonesia yang paling terkenal adalah Eugene
Dubois seorang peneliti berkebangsaan Belanda.
Berdasarkan hasil penelitian dan penemuan dari beberapa
peneliti disimpulkan bahwa, manusia purba yang pernah tinggal di Indonesia
antara lain:
1. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus bararti manusia besar berasal dari
Jawa. Fosilnya ditemukan didaerah Sangiran oleh von Koenigswald tahun 1936 –
1941. Manusia ini adalah manusia tertua yang pernah hidup di pulau Jawa,
diperkirakan hidup sekitar dua juta tahun yang lalu pada masa Pleistosen
awal
Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus:
a. Tulang pipi yang tebal
b. Mempunyai tonjolan kening yang menyolok
c. Tidak memiliki dagu
d. Mempunyai tubuh yang tegap
e. Mempunyai tempat perlekatan otot yang besar dan kuat
f. Mempunyai otot kunyah yang kuat
g. Memakan jenis tumbuh-tumbuhan.
2. Pithecanthropus atau Manusia Kera
Fosil ini di temukan di desa Trinil (Ngawi), Pening (Mojokerto,
Sangiran, Sambung Macan, dan Ngandong olehEugene Dubois. Manusia kera jenis ini
di perkirakan hidup pada zaman pleistosen awal, tengah dan akhir.
Di Indonesia terdapat tiga jenis Pithecantropus, antara
lain:
a. Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus erectus artinya manusia kera yang sudah dapat
berjalan tegak. Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi,
Jawa Timur pada tahun 1891, fosil yang ditemukan berupa tulang paha, tulang
rahang, dan graham bagian atas tengkorak. Manusia kera jenis ini diperkirakan
hidup sekitar 1,9 juta tahun yang lalu.
b. Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis artinya manusia kera berasal dari
Mojokerto. Ditemukan oleh vo Koenigswald pada tahun 1936 – 1941 di daerah
Perning, Mojokerto. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak anak-anak. Makhluk ini
diperkirakan hidup pada 2,5 sampai 1,25 juta tahun yang lampau.
c. Pithecanthropus Soloensis (Homo Soloensis)
Pithecanthropus Soloensis artinya manusia kera berasal dari
Solo, ditemukan oleh von Koenigswald dan Weidenreich tahun 1931 – 1934. Fosil
yang ditemukan berupa tengkorak, tulang rahang dan gigi. Makhluk ini lebih
tinggi tingkatannya/kecerdasannya dari pithecanthropus sebelumnya.
Pithecanthropus Soloensis diperkirakan hidup 900.000 hingga 300.000 tahun yang
lalu.
Ciri-ciri Pithecantropus adalah:
1) Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
2) Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc
3) Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
4) Alat penguyah dan otot tengkuk sangat kuat
5) Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
6) Bentuk tonjolan kening tebal
7) Bentuk hidung tebal
3. Homo atau Manusia
Jenis Homo sudah mulai mendekati bentuk fisik manusia,
diperkirakan keberadaannya mulai muncul ± 200.000 tahun yang lalu dan kemudian
berkembang menjadi manusia-manusia cerdas atau yang dikenal dengan Homo Sapiens,
yang memiliki volume otak yang jauh lebih besar dari Phitecanthropus. Jenis Homo
Sapiens inilah yang diduga sebagai nenek moyang bangsa-bangsa di dunia.
Jenis-jenis Homo atau Manusia:
a. Homo Sapiens
Homo Sapiens berarti manusia cerdas. Homo Sapiens merupakan
jenis manusia purba yang telah memiliki tubuh yang sempurna seperti manusia
sekarang. Diperkirakan mulai berkembang sejak zaman alluvium (pleistosen
muda/zaman Es terakhir) ± 40.000 - 20.000 tahun yang lalu. Fosil Homo Sapiens
ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1889.
b. Homo Wajakensis
Homo Wajakensis artinya manusia dari Wajak. Hidup pada zaman
pleistosen muda sekitar 40.000 tahun yang lalu dan tersebar di Paparan Sunda dan
sebagian Indonesia timur.
Fosil Homo Wajakensis juga ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahu 1891 di wilayah dekat Tulung Agung, di desa Wajak, Jawa Timur. Homo Wajakensis ini merupakan nenek moyang dari ras Irian Jaya (Papua) dan suku Aborigin (penduduk asli Australia).
Fosil Homo Wajakensis juga ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahu 1891 di wilayah dekat Tulung Agung, di desa Wajak, Jawa Timur. Homo Wajakensis ini merupakan nenek moyang dari ras Irian Jaya (Papua) dan suku Aborigin (penduduk asli Australia).
Ciri manusia purba jenis Homo:
1) volume otak antara 1000 – 1200 cc
2) Tinggi badan antara 130 – 210 cm
3) Otot tengkuk mengalami penyusutan
4) Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
5) Muka tidak menonjol ke depan
Berikut ini beberapa perbedaan antara Pithecathropus erectus
dan Homo sapiens
|
Pitecanthropus Erectus
|
Homo Sapiens
|
a
|
Bentuk tubuh dan wajah
berbeda dengan manusia sekarang
|
Bentuk tubuh dan wajah mirip dengan manusia sekarang
|
b
|
Volume otak lebih kecil (kurang dari 1000 cc)
|
Volume otak lebih besar (lebih dari 1000 cc)
|
c
|
Hidup berkelompok dan berpindah-pindah
|
Hidup menetap (sedenter)
|
d
|
Mata pencaharian berburu dan meramu atau tergantung pada alam (food
gathering)
|
Mata pencahariannya berladang dan bercocok tanam (food producing)
|
e
|
Alat yang digunakan masih kasar, contohnya kapak genggam dan kapak
perimbas
|
Alat yang digunakan sudah halus, contohnya beliung persegi dan kapak
lonjong
|
f
|
Hidup pada awal jaman es (masa glasial) sekitar 3 juta SM.
|
Hidup pada akhir jaman es sekitar 40000 tahun yang lalu
|
Labels:
Sejarah
Thanks for reading Indonesia, Zaman Prasejarah. Please share...!
1 Comment for "Indonesia, Zaman Prasejarah"