Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara atau Gaya Hidup Manusia Purba dibagi ke dalam 3 priode, yaitu
2. Masa bercocok tanam
3. Masa perundagian
1. Masa berburu dan meramu
Pada masa ini manusia purba menggantungkan hidupnya dengan
alam. Mereka mendapatkan makanan dengan berburu dan meramu. Meramu pengertiannya
merupakan kegiatan untuk mendapatkan bahan makanan dengan cara mengumpulkan
tumbuh-tumbuhan atau mengumpulkan makanan atau disebut pula dengan food
gathering and hunting.
Masa berburu dan meramu dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Masa berburu dan meramu tingkat awal
Tahap ini berlangsung kurang lebih 2 juta – 10.000 tahun yang
lalu, mereka hidupnya di hutan, tepi sungai, gunung, goa dan lembah, hidupnya
secara berkelompok-kelompok, setiap kelompok ± 10 – 15 orang dan hubungan antar
anggota kelompok sangat erat. Mereka mengenal pembagian tugas. Kaum laki-laki
bertugas untuk berburu dan kaum wanita bertugas untuk mengumpulkan buah-buahan
serta memelihara anak. Hidupnya berpindah-pindah, terutama jika persediaan
makanan yang mereka tempati sudah habis mereka pindah ketempat lain yang banyak
persediaan makanannya. Alat-alat yang digunakan pada zaman itu terbuat dari batu
dan tulang contoh alat yang dari batu yaitu kapak perimbas dan kapak genggam
yang digunakan oleh Pithecantrophus erectus. Dan contoh yang terbuat dari tulang
yaitu flake (alat serut),gurdi, pisau, mata tombak dan alat penusuk, yang
digunakan oleh Homo sapiens dan Homo Wajakensis.
Jadi manusia yang hidup pada masa berburu dan meramu tingkat
awal ini adalah Phitecanthropus erectus dan Homo Wajakensis atau Homo
sapiens.
b) Masa berburu dan meramu tingkat lanjut.
Manusia mulai memiliki kepandaian dalam mengolah tanah. Hidup
berkelompok di gua-gua, atau tepi pantai, sudah mengenal bergotong royong dalam
bercocok tanam (bertani), pada umumnya kehidupan masih tergantung dengan alam,
tetapi manusia didaerah pedalaman sudah mulai menetap dan bercocok tanam.
Peninggalan pada masa ini berbentuk kjokkenmoddinger dan abris sous roche.
Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur yang menggunung di tepi pantai, biasanya
berupa kulit kerang dan tulang-tulang ikan. Abris sous roche adalah gua tempat
tinggal yang bagian atasnya tertutup sehingga terlindung dari panas dan hujan.
Contoh alat-alat kjokkenmoddinger (maksudnya kebudayaan kjokkenmoddinger) berupa
kapak genggam, kapak pendek, batu pipisan/batu gilingan yang digunakan untuk
menggiling obat-obatan, atau zat warna untuk hematit (lukisan) dan kapak pebble
(kapak Sumatra) untuk memotong, menggali dan menguliti. Contoh alat-alat abris
sous roche atau disebut pula kebudayaan pedalaman berupa alat-alat dari tulang
seperti belati, sudip, mata kail, dan penusuk. Dan alat-alat dari serpih bilah
seperti pisau dan gurdi dari batu.
Pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut sudah mulai dikenal
system kepercayaan tentang hidup sesudah mati. Hal ini dibuktikan dengan adanya
penguburan mayat dan adanya penggunaan cat warna merah. Adanya lukisan cap-cap
tangan dengan latar belakang warna merah mengandung arti kekuatan atau symbol
kekuatan pelindung untuk mencegah roh-roh jahat. Lukisan cap tangan merah dapat
ditemukan di gua leang-leang, Sulawesi Selatan. Adapun pada penguburan mayat,
mayat ditaburi cat-cat merah maksudnya adalah untuk memberikan kehidupan baru di
alam baka.
2. Masa bercocok tanam dan berternak (Food Producing)
Pada masa ini manusia sudah menetap pada suatu tempat dalam
waktu yang cukup lama sehingga terbentuklah kelompok-kelompok manusia dalam
jumlah yang banyak. Hal ini terjadi karena manusia sudah mampu menguasai dan
mengolah alam. Sehingga manusia sudah tidak tergantung sepenuhnya pada apa yang
disediakan oleh alam. Manusia sudah mulai menghasilkan makan sendiri dengan cara
bertani dan berternak. Mereka menanam padi, jagung, keladi, sukun, pisang dan
ketela. Mereka berternak unggas, kerbau, dan babi.
Kemampuan bercocok tanam yang pertama dikenal oleh manusia
adalah berhuma. Berhuma yaitu teknik bercocok tanam dengan membersihkan hutan
dan menanaminya. Manusia pendukung budaya ini adalah bangsa Melayu Austronesia.
Pada masa ini manusia sudah bekerja dengan bergotong royong, kehidupan mereka
semakin teratur dan terorganisir. Sudah memiliki seorang pemimpin yang mengatur
kehidupan masyarakat yang biasa disebut dengan kepala suku. Pemimpin diangkat
berdasarkan primus interpares, yaitu mereka mengangkat yang paling utama
diantara mereka.
3. Masa Perundagian
Pada masa perundagian , manusia mulai mengenal peleburan bijih logam dan pembuatan perkakas dari logam. Pada masa ini mulai munncul orang-orang ahli dan terampil dalam jenis pekerjaan tertentu. Orang-orang ahli dan terampil ini kemudian dikenal dengan golongan undagi.
Masa perundagian ini dikelompokkan ke dalam 3 zaman, yakni
1. Zaman Tembaga
2. Zaman Perunggu
3. Zaman Besi
Sedangkan di Indonesia Zaman Tembaga tidak pernah dikenal oleh masyarakat purba Indonesia. Dengan demikian zaman logam dikenal di Indonesia sejak zaman perunggu.
Peninggalan-peniggalan yang terkenal pada zaman logam ini adalah nekara, bejana, kapak yang terbuat dari perunggu, dan belati dari besi.
Labels:
Sejarah
Thanks for reading Gaya Hidup Manusia Purba. Please share...!
0 Comment for "Gaya Hidup Manusia Purba"