Menjelajah Angkasa
Orang-orang skeptis meramalkan tamatnya penjelajahan luar
angkasa setelah pesawat angkasa ulang alik Challenger meledak pada tahun 1986
dan teleskop angkasa ulang-alik Hubble mengalami masalah dengan cerminnya pada
tahun 1993. Dengan berakhirnya perang dingin pada tahun 1989, banyak orang
melihat tidak ada gunanya menghabiskan uang untuk mendukung program angkasa
yang saling bersaing saat perekonomian di Bumi berada dalam kesulitan. Namun,
teknologi yang menyokong perlombaan ke angkasa luar telah meningkatkan kehidupan
kita. Pengembangan peralatan baru yang ringan dan kuat serta metode penjernihan
air merupakan hasil langsung dari penelitian luar angkasa. Sebagian besar
telekomunikasi jarak jauh di Bumi kini mengandalkan satelit yang mengorbit.
Navstar adalah satelit yang digunakan oleh kapal dan pesawat udara untuk
kepentingan navigasi. Satelit militer digunakan dalam sistem pemberitahuan
bahaya secara dini. Prakiraan cuaca kita, yang diperoleh dari satelit
meteorologi, kini memberikan hasil yang lebih akurat, sedangkan satelit sumber
daya memantau permukaan bumi.
Ke Angkasa
Fisikawan Amerika, Robert Goddard (1882-1945) meluncurkan roket
pertama berbahan bakar cair pada tahun 1926. Sistem bahan bakar tersebut
mengalami hambatan utama dalam upaya meluncurkan satelit yang mengorbit, yaitu
bobot bahan bakar padat. Jika roket mencapai kecepatan yang cukup besar untuk
menghindari medan gravitasi bumi, roket tersebut memerlukan daya dorong yang
lebih besar dari bobot yang dibawanya.
Pesawat Penjelajah Bulan
LUNA 1 |
Uni Soviet meluncurkan Sputnik 1, satelit buatan pertama pada
tahu 1957. Antara akhir tahun 1950-an dan 1976 banyak pesawat penjelajah dikirim
untuk mengamati permukaan Bulan. Luna 1 adalah pesawat penjelajah bulan pertama
yang berhasil. Roket ini beredar dalam jarak 6.000 km dari permukaan Bulan. Luna
3 adalah pesawat penjelajah pertama yang mengirm foto bulan dari sisi jauh ke
bumi. Roket pertama yang berhasil melakukan pendaratan lunak adalah Luna 9 pada
bulan Februari 1996. Luna 16 mengumpulkan contoh tanah, membawanya kembali ke
Bumi tanpa campur tangan manusia. Keberhasilan misi-misi tersebut memaksa orang
untuk memperhatikan penjelajahan antariksa ini secara lebih serius.
Orang Pertama Di Antariksa
Pada tanggal 12 April 1961, Uni Soviet meluncurkan pesawat
angkasa berbobot 5 ton, Vostok 1. Pesawat itu dikemudikan oleh kosmonaut Yuri
Gagarin (1934-1968) yang mengitari bumi secara penuh pada ketinggian 303 km. Ia
tinggal di angkasa selama 1 jam 29 menit sebelum mendarat dengan selamat di Uni
Soviet. Ia diangkat sebagai pahlawan nasional dan tampak di sini bersama Perdana Menteri Uni Soviet saat itu, Nikita Khruschev.
Yuri Gagarin dan PM. Nikita Khruschev |
Pendaratan Di Bulan
Antara tahun 1969 dan 1972, dilakukan enam pendaratan manusia
di Bulan. Astronaut pertama yang menginjakkan kakinya di Bulan adalah Neil
Armstrong (1930-) pada tanggal 21 Juli 1969. Secara ilmiah salah satu alasan
utama pendaratan di Bulan adalah upaya untuk memahami asal Bulan itu sendiri dan
memahami sejarah serta evolusinya.Foto ini memperlihatkan Astronaut Amerika James Irwin dengan Lunar Rover Apollo 15 pada tahun 1971.
Astronaut AS, James Irwin dengan Lunar di Bulan |
Orbit Satelit
Orbit Satelit |
Sebuah satelit dikirim ke orbit yang paling sesuai untuk
pekerjaan yang harus dilakukannya. Teleskop antariksa Hubble mengambil orbit
orbit rendah, 300 km di atas permukaan Bumi. Satelit pengintai dan pengawas AS
mengorbit pada sumbu utara/selatan untuk memperoleh pandangan seluruh Bumi,
sedangkan satelik milik Rusia sering mengikuti orbit eliptis agar dapat tinggal
lebih lama di atas daerah mereka sendiri. Satelit komunikasi dan cuaca
ditempatkan di atas ekuator. Satelit-satelit tersebut memerlukan 24 jam untuk
menyelesaikan orbitnya dan oleh karena itu tampak melayang-layang di atas titik
yang sama di permukaan Bumi, suatu hal yang dikenal sebagai orbit
geotasioner.
Kerjasama Di Antariksa
Ariane 3 |
Roket Badan Ruang Angkasa Eropa, Ariane digunakan oleh sejumlah
negara Eropa untuk meluncurkan satelit komunikasi. Satelit atau pesawat
penjelajah yang dibawa ke ruang angkasa dikenal sebagai muatan. Gagasan
kerjasama di antariksa ini sangat berbeda dari keadaan tahun 1960-an dan 1970-an
ketika AS dan Uni Soviet bersaing satu sama lain. Ariane menyediakan sarana bagi
negara-negara berkembang untuk bergabung dan memanfaatkan teknologi abad ruang
angkasa secara bersama-sama. Foto ini menunjukkan Ariane 3 lepas landas dari
Guyana Prancis tahun 1984. Malang roket ini hancur tak lama setelah foto ini
diambil.
Hidup Di Ruang Angkasa
Uni Soviet meluncurkan modul pertama satasiun antariksa Mir
pada tahun 1986. Stasiun ini adalah markas pusat kehidupan yang dikelilingi oleh
sejumlah sarana “berlabuh” bagi pesawat ruang angkasa. Sarana ini dapat
digunakan untuk meluaskan stasiun tersebut dengan menambahkan modul-modul baru
atau gerbang masuk bagi muatan atau pasokan berbagai kebutuhan dari bumi.
Beberapa kosmonaut telah tinggal di stasiun itu selama lebih dari setahun. Para
ilmuwan masih harus belajar banyak mengenai efek tinggal di luar angkasa dalam
priode yang panjang bagi manusia.
Stasiun Antariksa Mir |
Pesawat Antariksa Ulang-Alik
Pesawat Ulang-Alik AS (NASA) |
Meluncurkan satelit dengan roket sangat mahal dan mubazir
karena pesawat peluncur dihancurkan dalam proses tersebut. Pesawat ulang-alik AS
telah terbukti sebagai pesawat alternatif yang dapat digunakan kembali. Misinya
berlangsung sekitar seminggu dan itu termasuk membawa astronaut menuju teleskop
antariksa Hubble untuk memperbaikinya dan membawa modul ke angkasa untuk
pembuatan stasiun antariksa baru.
Pesawat ulang-alik diluncurkan ke angkasa oleh dua roket
pendorong dengan bahan bakar padat. Roket diluncurkan, kemudian jatuh ke Bumi
dengan parasut sehingga dapat diambil kembali. Pesawat ulang-alik kembali ke
Bumi dan mendarat dengan kecepatan sekitar 350 km/jam. Pesawat terlindung dari
panas waktu kembali ke atmosfer dengan perisai dari ubin keramik.
Pelatihan Di Bawah Laut
Di antariksa para astronaut mengalami keadaan tidak berbobot
atau gravitasi nol. Hal ini tidaklah mudah untuk disimulasikan di Bumi. Yang
dapat dilakukan adalah melatih para astronaut di bawah laut untuk bergerak dan
menjalankan berbagai mesin. walaupun demikian, efek ketahanan dalam air
memberikan kesan yang salah.
Manfaat Pesawat Penjelajah Antariksa
Satelit meteorologi dapat memantau pola cuaca yang berubah dan
menandai arus laut yang memainkan peran penting dalam menentukan iklim Bumi.
Data yang terkumpul dengan memantau permukaan yang luas sebagaimana gumpalan es
terapung di Rusia ini dapat digunakan untuk meramalkan perubahan iklim. Satelit
sumber daya digunakan untuk penelitian geologi dan ekologi. Misalnya, peta
distribusi plankton, bagian besar dari rantai makanan di perairan samudera.
Sumber:
Jendela Iptek ASTRONOMI by. Kristen Lippincott
Penerbit: Balai Pustaka, Jakarta. Tahun 2001
0 Comment for "Menjelajah Angkasa"