Belajar Astronomi
oleh: Azanul Ahyan
Kata “Astronomi” berasal dari bahasa Yunani yaitu, astron
(bintang) dan nemein (menamakan). Ilmu astronomi semenjak dahulu kala - ribuan
tahun sebelum orang-orang Yunani kuno mulai mempelajari bintang - selalu sama
yakni “menamakan bintang”. Banyak nama bintang yang dinamai dengan nama
orang-orang Yunani. Alasannya karena merekalah yang pertama kali membuat daftar
sistematis dari semua bintang yang dapat mereka lihat. Pada sejumlah peradaban
awal, letak bintang-bintang yang saling berhubungan ditetapkan dengan menyatukan
bintang-bintang dalam gugus-gugus yang tanpak membentuk pola-pola tertentu
dilangit malam. Salah satu dari gugus itu tanpak seperti sungai yang berkelok
sehingga diberi nama Eridanus, sungai besar. Gugus lainnya, yang merupakan
pemburu dengan sabuk cerah, disebut Orion, si pemburu. Bintang diberi nama
sesuai dengan tempatnya dalam pola dan diberi peringkat sesuai dengan
kecerahannya. Misalnya bintang yang paling terang pada konstelasi
Skorpius disebut α Scorpii karena merupakan huruf pertama dalam aksara
Yunani dan disebut juga Antares yang berarti “Mars yang lain” karena sinarnya
berwarna merah dan menyerupai Mars, planet yang berwarna merah darah. Daftar
bintang Yunani ini kemudian selanjutnya diperbaiki dan dimutakhirkan oleh
seorang astronom Arab yang bernama Al-Sufi (903 – 986). Hampir
setiap budaya mempelajari bintang. Pada masa kelam di abad-abad pertengahan di
Eropa, ilmu astronomi dilestarikan dan dikembagkan oleh orang-orang berbahasa
Arab.
Astronom pertama – para astronom pertama adalah para
penggembala yang mengamati langit untuk menemukan tanda-tanda perubahan musim.
Malam-malam yang terang merupakan kesempatan untuk mengenali pola-pola yang
sudah dikenal dan gerakan benda-benda langit yang paling terang.
Orang Purba Mengamati Bintang |
Hubungan Astronomi dengan takhyul (mitos) – Ilmu astromi
tumbuh dari kepercayaan pada astrologi (Ilmu perbintangan), kekuatan yang
dimiliki planet dan bintang untuk mempengaruhi kehidupan di bumi. Setiap planet
memiliki kepribadian dan kekuatan salah satu dewa. Mars, dewa perang yang
terlihat di sini, menentukan perang, wabah, kelaparan, dan kematian karena
kekerasan. Warisan ilmu Yunani mengenai bintang disampaikan melalui berbagai
peradaban. Pada setiap peradaban bentuk konstelasi mengambil nama tokoh pahlawan
setempat. Hewan Meditrania pada rasi bintang diubah menjadi bintang yang lebih
dikenal seperti ibex, banteng Brahma, atau udang karang oleh budaya lain seperti
Persia dan India. Ini adalah halaman dari naskah Arab abad ke- 18, yang
memperlihatkan tanda bintang Gemini, Cancer, Aries, dan Taurus. Tanda-tanda ini
ditulis dalam huruf Arab yang dibaca dari kiri ke kanan. Mitologi Aztec – Di
benua Amerika, mitologi bintang lebih kuat dibanding di Eropa dan Asia. Kalender
Aztec ini memperlihatkan dewa Quetzalcoat! Yang menggabungkan pengaruh Matahari
dan Venus. Dalam pemujaan kepada dewa ini diberikan manusia sebagai korban.
Alat Pengamatan – pada zaman dahulu, pengamatan
dilakukan dengan menggunakan mata telanjang atau dengan menggunakan tabung
panjang. Pengamatan ini didukung karena malam-malam yang cerah dan langit malam
tanpak bersih sehingga bintang-bintang terlihat terang dan indah. Bagi mereka
yang hidup pada zaman dahulu, langit malam lebih mudah diamati, beda dengan
zaman kita sekarang karena langit kita sudah tertutup dengan berbagai polusi
yang dapat mengaburkan dan menutupi kecerahan bintang-bintang. Pengamatan
bintang kemudian dilakukan dengan teropong dan teleskop setelah kaca kanta
ditemukan oleh Hans Lippershey dari Zeeland pada tahun 1608, yang
kemudian pada tahun yang sama menyatakan diri menciptakan teleskop pertama.
Teropong sederhana di atas jauh lebih akurat dibandingkan dengan yang digunakan oleh Galileo dalam mengamati bintang gemintang |
Teleskop canggih astronom modern |
Kegunaan Astronomi – kenyataan astronomi yakni jarak
waktu hari yang relatif teratur, ketetapan gerakan bintang-bintang tetap, dan
asumsi-asumsi teori-teori tertentu seperti bumi yang bundar, memungkinkan orang
untuk mengatur kehidupannya. Dengan menghitung tinggi matahari atau
bintang-bintang tertentu, orang-orang Yunani kuno mulai memahami bentuk dan
ukuran bumi. Dengan cara itu mereka itu mereka dapat menentukan posisinya pada
garis lintang. Dengan menggambarkan koordinat terhadap bola dunia, mereka dapat
menentukan posisi mereka di permukaan bumi. Dan dengan mengatur penanda ukuran
atau gnomon, mereka dapat mulai menghitung penanda hari.
Dengan mengukur garis bujur/meridian bumi maka bisa ditentukan
waktu pada suatu tempat dan mengetahui selisih waktu suatu tempat dengan tempat
lainnya. Dan dengan menentukan garis lintang bumi maka bisa ditentukan iklim
yang terjadi pada suatu tempat.
Misalnya, Indonesia merupakan Negara yang wilayahnya dibagi
kedalam tiga perbedaan waktu, yakni Waktu Indonesia Barat, Waktu Indonesia
Tengah, dan Waktu Indonesia Timur. Masing-masing wilayah tersebut memiliki
selisih satu jam, diukur dari bujur 00 bumi yang terletak di
Greenwich, Inggris.
Sumber Rujukan
Dorling Kindersley, Jendela IPTEK- ASTRONOMI. PT. Balai
Pustaka, Jakarta, 2001
0 Comment for "BELAJAR ASTRONOMI"