PROBLEMA KEHIDUPAN REMAJA
Pengertian masa remaja
Masa remaja merupakan masa-masa yang sangat rentan baik secara
fisik maupun secara psikis dalam menerima dan terpengaruh dengan lingkungan
sosial dan budaya tempat mereka tinggal. Letupan-letupan kehidupan remaja selalu
tidak terduga-duga, hal ini disebabkan karena remaja secara emosional selalu
cenderung mudah tersulut dengan peristiwa yang terjadi di sekeliling mereka.
Dengan kata lain masa remaja adalah masa yang labil, mudah berubah-ubah, seperti
pemeo berikut ini, “kemana angin berhembus kesitu dia melangkah”. Banyak sekali
hal-hal yang tidak terduga bahkan peristiwa atau hal yang kadang remeh sifatnya
dapat mempengaruhi mental dan karekter seorang remaja. Tidak heran sering sekali
kita melihat atau mendengar pemberontakan seorang anak remaja terhadap
nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang sudah mapan. Tapi tentu saja banyak
dari remaja yang berhasil, baik atas bantuan orang lain (orangtua) maupun atas
kemampuan dari bawaan sendiri keluar dari pengaruh negatip letupan-letupan
emosional tersebut sehingga mampu menghadapi masa remaja dengan baik dan bahkan
berprestasi.
Sekarang mari kita kutip pendapat para ahli pendidikan dibidang
ini, sehingga apa yang kita katakan di atas ada pegangannya.
Stanley Hall, yang dijuluki bapak psikologi remaja,
berpendapat, masa remaja adalah masa badai dan tekanan (Storm and Stress).
Erickson, berpendapat masa remaja adalah masa terjadinya krisis
identitas atau pencarian identitas diri.
Fagan (2006) berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia
remaja adalah masa terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan
fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan pencapaian.
Dan sekarang mari kita tinjau, usia berapakah yang tergolong ke
dalam masa remaja ini
Menurut hemat saya usia remaja itu dimulai sejak usia 12 hingga
memasuki usia 19 tahun. Pendapat saya ini berdasarkan pengamatan (bukan
penelitian mendalam) pada peserta didik (kebetulan lingkungan tempat tinggal
saya adalah lingkungan pendidikan, mulai dari Sekolah TK/PAUD sampai Perguruan
Tinggi). Pada usia-usia ini secara umum ada kecenderungan yang sangat besar
untuk berusaha menempatkan diri pada posisi yang sesuai dengan watak dan
karakter mereka. Hal ini dapat kita lihat dari pola dan tingkah laku mereka
dalam pergaulan. Mereka cenderung bergaul dengan teman yang hoby dan karekter
yang sama dengan mereka. Kecenderungan yang juga terjadi pada usia-usia ini
adalah pemaksaan diri untuk berusaha memasuki pergaulan yang tidak sesuai dengan
karekter mereka, lalu kemudian hengkang dan memilih pergaulan dan teman yang
lain. Pada usia 12 – 19 tahun ini keadaan emosi mereka secara dominan sering
berubah-ubah seseuai dengan mood atau kondisi mereka pada saat itu,terkadang
meledak-ledak sulit dikendalikan terkadang tenang dan lembut, pembangkang,
memiliki ego yang tinggi dan bisa sangat toleran kepada teman dalam kelompoknya.
Masih banyak tergantung pada saran dan pendapat orang lain terutama pada teman
mereka dibandingkan saran dari orang tua. Secara fisik pertumbuhan jasmani
mereka tampak pesat menuju kearah pematangan, pengaruh perkembangan fisik inilah
tentunya juga yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi dan mental
mereka. Keadaan ini akan berlangsung terus dan mulai berkurang setelah masuk ke
perguruan tinggi.
Lalu apa kata para ahli dibidang ini?
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada
usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21
tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada
rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa
dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja
sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang
diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Kondisi fisik dan psikis para remaja
Telah kita katakan sebelumnya pada masa-masa remaja inilah
pesatnya pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dan mental. Di mana
perkembangan fisik ini sangat berpengaruh pada perkembangan mental dan
sebaliknya. Pada masa awal pubertas mulai terjadi lonjakan produksi hormon.....
didalam tubuh sehingga terjadi perubahan bentuk baik pada tubuh, suara maupun
emosi yang menonjol. Pada waktu inilah remaja mulai memperhatikan keadaan dan
penampilan fisiknya. Dan secara sadar maupun tidak sadar (tidak disengaja)
mereka akan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain, termasuk juga
membandingkan dirinya dengan tokoh idolanya. Permasalahan akan timbul ketika
seorang remaja merasa tidak puas dan prihatin dengan keadaan fisiknya, tidak
sesuai dengan keadaan ideal yang diinginkan. Permasalahan ini akan membawa
pengaruh yang besar timbul perasaan tidak percaya diri, stress dan lain
sebagainya yang bisa sangat mengganggu perkembangan mental mereka. Levine &
Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan
pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat,
perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja
ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone,
1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi,
pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset
merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice &
Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai
pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy
& Herman, 1999; Thompson et al).
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami
sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan,
maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian
pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka
bereksperimentasi dan berskplorasi.
Problema yang dihadapi remaja
Seperti yang telah kita kutip di atas, Erickson berpendapat
masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas
diri. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri
ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang
dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
-
kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
-
ketidakstabilan emosi.
-
adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
-
Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
-
Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentangan dengan orang tua.
-
Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
-
Senang bereksperimentasi.
-
Senang bereksplorasi.
-
Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
-
Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Beberapa permasalahan utama yang sering dialami oleh remaja, yaitu:
Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh
remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai
masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi
berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik
yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan.
Permasalahan ini bisa berakibat tidak baik seperti menyebabkan kurang rasa
percaya diri (minder), canggung dalam pergaulan, stress, diet berlebihan yang
ujung-ujungnya mengganggu perekembangan mental. (Baca lagi kondisi fisik dan
psikis para remaja)
Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini
sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan
tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada
kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan
mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa.
Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba
yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas,
adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.
Pengunaan alkohol dan obat-obatan terlarang ini bisa juga
disebabkan oleh kurangnya kehangatan dari orang tua yang dapat dirasakan,
penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan
orang tua, kurangnya kontrol dan dorongan dari lingkungannya untuk mengkonsumsi
alkohol dan obat-obatan terlarang itu. Dorongan dari lingkungan ini bisa berasal
dari lingkungan pergaulan dan akibat semakin banyaknya penjualan minuman-minuman
beralkohol dan penjualan obat-obatan terlarang yang belum bisa ditangani atau
terdeteksi oleh pemerintah, dalam hal ini aparat hukum.
Selain permasalahan Alkohol dan obat-obatan terlarang ini, yang
juga menjadi permasalahan remaja pada katagori ini adalah kebiasaan merokok.
Merokok di kalangan remaja pada dewasa ini sudah sangat umum dijumpai. Hampir
semua dari kalangan remaja mengetahui bahayanya merokok bagi kesehatan, tapi
karena sudah dianggap menjadi trend dan gaya hidup kenyataan ini tertutupi.
Kebanyakan remaja merokok karena ajakan temannya yang merokok, sehingga akhirnya
menjadi ketagihan oleh zat nikotin yang dikandung dalam tembakau. Say no to
drug, alcohol and smoking!
Permasalahan Cinta dan Seks
Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka
akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual
pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual,
konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan,
adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ
reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan
sebagainya (Santrock, 2003, Hurlock, 1991).
Pada masa pubertas akan timbul suatu dorongan untuk tertarik
pada lawan jenis. Ketertarikan ini muncul akibat berfungsinya hormon
gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus. Perasaan tertarik ini
bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic
love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang. Orang sering menyebutnya “jatuh
cinta”.
Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai
kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para
siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti
rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua
emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid & Fei
ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami
depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.
Dorongan seksual dan perasaan cinta yang meluap-luap ini kalau
tidak memiliki pengendalian norma (agama dan moral) dan kurangnya kontrol dari
orang tua akan berdampak pada timbulnya free sex (seks bebas). Free sex pada
dewasa ini sudah melanda sebagian dari para remaja kita. Banyak dan bebasnya
tayangan-tayangan pornografi dimedia terutama internet semakin memperparah
keadaan ini, moral dan etika sepertinya tidak mendapatkan tempat lagi.
Pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama dan moral harus menjadi acuan utama
kita, di samping pendidikan seks yang wajar untuk mencegah
penyimpangan-penyimpangan seksual ini.
Solusi pemecahan problema yang dihadapi remaja
Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat
dengan perubahan dan rentan munculnya masalah (seperti kenakalan remaja). Untuk
itu perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan
yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di
kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Peran orang tua, guru, dan tokoh agama sangat penting dalam hal
ini dalam menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika sejak dini sebagai bekal
pencegahan dan pengendalian diri yang otomatis pada diri remaja terutama ketika
mereka berhadapan dengan berbagai masalah.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri,
orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di
bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat
dan bahagia.
Lebih dari semua itu, perlu harus disadari bahwa pengawasan
terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja
karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani
sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja
bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru
dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.
Sumber: Dari berbagai sumber.
Labels:
Non Katagori
Thanks for reading Problema Kehidupan Remaja. Please share...!
0 Comment for "Problema Kehidupan Remaja"