Artikel ini saya ambil dari karya Harun Yahya dengan title Darwinisme tengah mengalami kemunduran, dan tidak mampu lagi membohongi Dunia. Semoga bermanfaat!
Darwinisme mengemukakan bahwa terdapat fosil-fosil
bentuk peralihan, namun kenyataannya tidak ditemukan ... Darwinisme mengemukakan
bukti ilmiah yang tidak absah ... Meskipun seluruh fosil yang telah ditemukan
dengan jelas membuktikan penciptaan, Darwinisme bersikukuh menyatakan hal yang
sama sekali bertolak belakang ... Teori ini berupaya
meyakinkan orang untuk mempercayai bahwa para seniman, ilmuwan dan profesor
dapat terbentuk sebagai hasil dari ketidaksengajaan, melalui pembentukan
protein-protein, yang memiliki peluang pembentukan secara kebetulan sebesar 1
per 10950, dengan kata lan "sebuah kemustahilan". Darwinisme bahkan
berusaha menjadikan orang percaya bahwa para profesor yang terbentuk dengan cara
seperti ini mendirikan universitas-universitas untuk mengkaji bagaimana diri
mereka sendiri muncul menjadi ada secara tidak disengaja atau
kebetulan.
Darwinisme menganggap kromosom di dalam sel makhluk hidup yang
mengandung kode informasi lebih banyak daripada sebuah perpustakaan raksasa
sebagai buah karya peristiwa kebetulan semata ... Teori ini menyatakan bahwa
kekuatan mahahebat dari peristiwa kebetulan menjadikan atom-atom yang tidak
dapat melihat, mendengar dan berpikir berubah menjadi manusia yang dapat
melihat, mendengar, merasakan, berpikir dan berkesadaran… Bagi Darwinisme,
peristiwa kebetulan atau ketidaksengajaan adalah tuhan yang melakukan
karya-karya luar biasa. Dalam uraian ini akan Anda pahami betapa mantra hitam
Darwinisme ini telah terhapuskan.
1. Darwinisme tidak lagi mampu mengatakan bahwa protein dapat
terbentuk melalui evolusi. Sebab peluang terbentuknya satu protein saja dengan urutan yang
benar secara acak adalah 1 per
10950, sebuah angka yang menunjukkan kemustahilan secara
matematis.
2. Darwinisme tidak lagi merujuk kepada fosil-fosil
sebagai bukti terjadinya evolusi. Hal
ini dikarenakan seluruh penggalian yang dilakukan di seluruh dunia dari
pertengahan abad ke-19 hingga hari ini, tak satu pun dari "bentuk-bentuk
peralihan" yang menurut para evolusionis seharusnya ada dalam jumlah jutaan
ternyata tidak pernah ditemukan. Telah disadari bahwa bentuk-bentuk "mata
rantai" ini tidak lain hanyalah sebuah kisah khayalan.
3. Para evolusionis berputus asa di hadapan fosil-fosil
yang berjumlah tak berhingga yang telah berhasil digali hingga saat ini. Hal ini disebabkan semua fosil-fosil ini
memiliki seluruh ciri-ciri yang mendukung dan membuktikan penciptaan.
4. Para evolusionis
tidak lagi mampu menyatakan bahwa Archaeopteryx
adalah nenek moyang burung, sebab penelitian terkini terhadap fosil-fosil Archaeopteryx telah sama sekali menggugurkan pernyataan bahwa
Archaeopteryx adalah makhluk "setengah-burung." Telah diketahui bahwa
Archaeopteryx memiliki struktur anatomi dan otak yang
sempurna yang diperlukan untuk terbang, dengan kata lain
Archaeopteryx adalah seekor burung sejati, dan "dongeng khayal tentang evolusi burung"
tidak lagi dapat dipertahankan keabsahannya.
5. Darwinisme tidak lagi dapat menggunakan urutan palsu
yang dikenal sebagai "silsilah evolusi kuda." Telah diketahui bahwa urutan silsilah
palsu ini tersusun dari sejumlah spesies terpisah yang hidup di zaman yang
berbeda dan di wilayah yang berbeda.
6. Darwinisme tidak lagi dapat menggunakan fosil yang
dikenal sebagai Coelocanth untuk mendukung dongeng khayal
peralihan dari air ke darat, sebab
sejak pernyataan tersebut dikemukakan diketahui bahwa makhluk ini,
yang sebelumnya dikukuhkan sebagai bentuk peralihan yang punah, ternyata
ikan yang menghuni dasar lautan yang kini masih hidup, dan
lebih dari 200 ikan hidup dari jenis tersebut hingga kini
telah berhasil ditangkap.
7. Darwinisme tidak mampu lagi
menyatakan bahwa makhluk hidup seperti Ramapithecus dan
serangkaian Australopithecus (A. Bosei, A.
Robustus, A. Aferensis, Africanus dst.) adalah para nenek moyang manusia. Hal ini disebabkan penelitian terhadap
fosil-fosil ini telah memperlihatkan bahwa semua makhluk ini sama sekali tidak
ada kaitannya dengan manusia dan merupakan spesies-spesies kera sejati yang
punah.
8. Darwinisme tidak akan lagi mampu
membohongi masyarakat dengan gambar-gambar rekonstruksi [reka ulang], sebab para ilmuwan telah dengan jelas
mengungkapkan bahwa rekonstruksi ini, yang didasarkan pada sisa-sisa tubuh hewan
yang pernah hidup di masa lalu, tidaklah bernilai ilmiah dan sama sekali tidak
dapat dipercaya.
9. Darwinisme tidak mampu lagi mengemukakan "Manusia Piltdown" sebagai bukti bagi
evolusi, sebab penelitian menunjukkan
bahwa fosil seperti "Manusia Piltdown"
tidak pernah ada dan selama 40 tahun masyarakat
telah dibohongi dengan sepotong rahang orang hutan yang direkatkan pada sebongkah tengkorak manusia.
10. Darwinisme tidak dapat lagi menyatakan bahwa "Manusia Nebraska" dan keluarganya
membenarkan evolusi, sebab telah dikukuhkan bahwa fosil-fosil gigi geraham yang
dijadikan bukti bagi kisah "Manusia Nebraska"
ternyata milik sejenis babi liar yang telah punah.
11. Darwinisme tidak lagi mampu menyatakan bahwa seleksi
alam mendorong terjadinya evolusi, sebab telah dibuktikan secara ilmiah bahwa mekanisme yang dimaksud
tidak dapat menyebabkan makhluk hidup berevolusi dan tidak dapat menyebabkan
mereka memperoleh sifat-sifat baru. Silahkan baca juga : Lubang Hitam karya Harun Yahya yang lainnya.
Para pendukung Darwinisme telah melakukan banyak sekali
penyebaran informasi keliru sebagaimana disebutkan di atas,
dan waktu telah mengungkap bahwa semua hal tersebut tidaklah benar. Misalnya, telah diketahui bahwa mutasi yang dulunya dinyatakan
memiliki daya evolusi ternyata malah sama sekali bersifat merusak,
dan berdampak menimbulkan penyakit, cacat atau kematian, dan bukan
perbaikan... Telah diketahui bahwa struktur pada embrio
manusia yang dulunya dikatakan oleh para Darwinis sebagai insang ternyata adalah
cikal bakal saluran telinga bagian tengah, kelenjar
paratiroid and kelenjar timus. Telah terungkap pula bahwa perubahan-perubahan telah sengaja
dilakukan pada gambar-gambar embrio untuk memberi dukungan pada evolusi. Telah diketahui bahwa informasi
genetik bagi kekebalan terhadap berbagai antibiotik yang terdapat pada bakteri
ternyata telah ada pada DNA mereka "sejak saat bakteri tersebut ada di dunia
ini".. (info@harunyahya.com)
Labels:
Non Katagori
Thanks for reading Darwinisme Tengah Mengalami Kemunduran. Please share...!
0 Comment for "Darwinisme Tengah Mengalami Kemunduran"