Pemanfaatan Radiasi Nuklir dan Radioisotop dalam Kehidupan Manusia
Beberapa bahan yang ada di alam, seperti uranium, apabila direaksikan dengan neutron, akan mengalami reaksi pembelahan dan menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk memanaskan air hingga menjadi uap.
Selanjutnya
uap tersebut dapat digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir komersial yang pertama adalah Reaktor Magnox,
yang dibangun pada tahun 1950-an di Inggris.
Sedangkan penggunaan radioisotop secara sengaja untuk suatu tujuan tertentu dilakukan oleh George du Hevesy pada tahun 1911. Pada saat itu, ia masih berstatus seorang pelajar yang sedang meneliti bahan radioaktif alam.
Karena berasal dari luar kota dan dari keluarga
yang sederhana ia tinggal di suatu asrama yang sekaligus menyajikan makanan
pokok sehari-hari. Pada suatu ketika, ia curiga bahwa makanan yang disajikan
dicampur dengan makanan sisa dari hari sebelumnya, tetapi ia tidak bisa
membuktikan kecurigaannya itu.
Untuk itu ia menaruh sejumlah kecil bahan
radioaktif kedalam makanan yang sengaja tidak dihabiskannya. Keesokan harinya
ketika makanan yang jenisnya sama disajikan, ia melakukan pemeriksaan makanan
tersebut dengan menggunakan peralatan deteksi radiasi yang sederhana, dan
ternyata ia mendeteksi adanya radioisotop dalam makanan yang dicurigainya.
Mulai
saat itulah ia mengembangkan penggunaan bahan radioaktif sebagai suatu perunut
(tracer) untuk berbagai macam keperluan.
Bidang Energi: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dan Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Fosil
Semua pembangkit tenaga listrik, termasuk PLTN, mempunyai prinsip kerja yang relatif sama. Bahan bakar (baik yang berupa batu bara, gas ataupun uranium) digunakan untuk memanaskan air yang akan menjadi uap.
Uap memutar turbin dan selanjutnya
turbin memutar suatu generator yang akan menghasilkan listrik. Perbedaan yang
mencolok adalah bahwa PLTN tidak membakar bahan bakar fosil, tetapi menggunakan
bahan bakar dapat belah (bahan fisil).
Di dalam reaktor, bahan fisil tersebut
direaksikan dengan neutron sehingga terjadi reaksi berantai yang menghasilkan
panas. Panas yang dihasilkan digunakan untuk menghasilkan uap air bertekanan
tinggi, kemudian uap tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin.
Dengan
digunakannya bahan fisil, berarti tidak menghasilkan CO2, hujan asam, ataupun
gas beracun lainnya seperti jika menggunakan bahan bakar fosil.
Seberapa amankah PLTN?
Dibandingkan pembangkit listrik lainnya, PLTN mempunyai faktor keselamatan yang lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh studi banding kecelakaan yang pernah terjadi di semua pembangkit listrik. Secara statistik, kecelakaan pada PLTN mempunyai persentase yang jauh lebih rendah dibandingkan yang terjadi pada pembangkit listrik lain.
Hal tersebut disebabkan karena dalam desain PLTN, salah satu filosofi yang harus
dipunyai adalah adanya “pertahanan berlapis” (defence indepth). Dengan
kata lain, dalam PLTN terdapat banyak pertahanan berlapis untuk menjamin
keselamatan manusia dan lingkungan.
Jika suatu sistem operasi mengalami
kegagalan, maka masih ada sistem cadangan yang akan menggantikannya. Pada
umumnya, sistem cadangan berupa suatu sistem otomatis pasif.
Disamping itu,
setiap komponen yang digunakan dalam instalasi PLTN telah didesain agar aman
pada saat mengalami kegagalan, sehingga walaupun komponen tersebut mengalami
kegagalan, maka kegagalan tersebut tidak akan mengakibatkan bahaya bagi manusia
dan lingkungannya.
Dari sisi sumber daya manusia, personil yang mengoperasikan PLTN harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat, dan wajib mempunyai sertifikat sebagai operator reaktor yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
Untuk mendapatkan sertifikat tersebut, mereka
harus mengikuti dan lulus ujian pelatihan. Sertifikat tersebut berlaku untuk
jangka waktu tertentu dan setelah lewat masa berlakunya maka akan dilakukan
pengujian kembali.
Baca juga: Membangun Perekonomian Indonesia.
Sumber Kutipan:
Buku Guru IPS Untuk SMP Kelas 8 Kurikulum 2013.
Labels:
Pengayaan
Thanks for reading Pemanfaatan Radiasi Nuklir dan Radioisotop dalam Kehidupan Manusia. Please share...!
0 Comment for "Pemanfaatan Radiasi Nuklir dan Radioisotop dalam Kehidupan Manusia"