MANAJEMEN WAKTU YANG EFEKTIF
Oleh: Jane O’Relly
DAN KATA AHLI MANAJEMEN
WAKTU INI: PERTAMA-TAMA ANDA HARUS MENETAPKAN ARAH HIDUP ANDA, DAN TAHU MENGAPA
ANDA MEMILIH ARAH ITU.
Banyak orang yang menjalani hidup tanpa menemukan
kesenangan sama sekali. Padahal masa hidup yang kita jalani hanyalah
satu-satunya masa yang kita miliki -
karena itu kita perlu memanfaatkannya sebaik-baiknya. Tapi hanya
sebagian kecil saja orang yang melakukannya. Sebagian besar lagi menjalani
hidup ini dengan anggaapan seakan-akan hidup yang sekarang ini adalah latihan
untuk suatu kehidupan lain yang masih akan datang. Seperti yang dikatakan
George Bernard Shaw, rasanya masa hidup ini kurang panjang untuk dijalani
dengan sungguh-sungguh.
Tapi untunglah kita hidup dalam suatu jaman dimana
banyak orang telah mengembangkan berbagai metode untuk menolong kita – kalau
kita mau – untuk mempergunakan masa hidup kita dengan bijaksana. Salah seorang
dari mereka itu adalah Alan Lakein, presiden dari satu-satunya perusahaan di
Amerika, yang secara khusus mencurahkan perhatian pada masalah manajemen waktu.
Dengan bayaran 50 dolar per jam ia mau menolong siapa saja; tapi ia lebih suka
menolong mereka yang sehat dan bermotivasi baik, yang memang telah mempaunyai
suatu sasaran dan yang sedang berusaha mencapai sasaran itu. Paling tidak, Alan
Lakein telah menyajikan seminar manajemen waktu kepada hamper 11.000 orang.
Lakein mencoba menolong orang untuk meningkatkan motivasi, memperbaiki arah
(jika memang dianggap perlu atau diinginkan), atau mencari pemecahan terhadap
situasi yang merintangi orang.
“Umumnya orang tidak berfikir dalam kerangka
menit-demi-menit,”kata Lakein. “Mereka memboroskan menit-demi-menit. Tapi
dilain pihak, mereka juga tidak berfikir dalam kerangka hidup keseluruhannya.
Mereka berfikir dan bertindak dalam kerangka jam-demi-jam atau hari-demi-hari. Begitulah
selalu memulai lagi sesuatu setiap minggu, dan menghabiskan hidupnya yang masih
tersisa dengan melakukan berbagai hal yang tidak ada kaitannya dengan
sasarannya. Dengan serampangan mereka menjalani sisa kehidupannya, bergerak
tetapi tidak sampai ke tujuannya.
Pertanyaan yang paling mendasar bagi kita, “Apa
sebenarnya yang ingin kita lakukan? Jika kita tidak mengetahui apa sebenarnya
yang ingin kita lakukan? Jika kita tidak tahu apa sebenarnya yang ingin kita
lakukan, maka cepat atau lambat kita akan mengetahuinya juga. Tapi pada saat
itu pula kita akan menyadari bahwa waktu yang tersisa sudah tidak cukup lagi
untuk melakukannya. Waktu atau masa hidup yang ada pada kita ini bukanlah
semuanya milik kita. Tapi kendati pun demikian tidak mungkin bagi kita untuk
memakai waktu itu melulu sebagai reaksi dan akomodasi atas rencana orang lain –
baik apa yang kita sebut sebagai rencana Allah, rencana atasan atau pun rencana
suami atau isteri. Kita harus melakukan pemisahan yang jelas. Pada saat waktu
atau masa hidup itu milik atasan, maka kita harus melakukan apa yang
diinginkannya. Dan dengan melakukannya secara baik, maka tersisalah waktu milik
kita sendiri, dan yang bisa kita pergunakan untuk apa yang kita inginkan.
Untuk menandai
atau mengetahui yang mana dari waktu itu yang benar-benar milik kita,
dibutuhkan suatu pengaturan dan konsentrasi. Tapi yang lebh penting lagi dari
semuanya ialah pengetahuan tentang apa yang hendak kita lakukan dengan waktu
itu. Tanpa tujuan dan motivasi akan menguap habis. “Salah satu bentuk
pemanfaatan waktu,” kata Lakein, “ialah dengan membuat rencana.” Tapi ada
orang, yang bahkan daftar sekalipun ia tidak punya. Apa lagi kesadaran bahwa
hari ini mempunyai kaitan dengan minggu depan atau lima tahun dari sekarang.
“Tapi, kita tidak akan dapat membuat rencana dari apa yang hendak kita lakukan
secara efektif beberapa hari lagi, kalau tidak tahu apa yang hendak kita capai
sepuluh tahun dari sekarang, “kata Lakein.
Dan karena itu, Lakein menyusun suatu daftar
pertanyaan yang disusun berdasarkan prioritas:
Apakah tujuan hidup
anda? Tulislah apa pun yang terlintas di dalam pikiran anda ; baik tujuan-tujuan
yang menyangkut uang, karir, pisik, keluarga, sosial, masyarakat, spiritual,
maupun tujuan-tujuan pribadi lainnya. Cobalah anda isikan hal-hal itu sampai
memenuhi selembar kertas. Sekarang, tulislah huruf “A” di depan tiga tujuan
yang anda anggap paling penting. Di kertas lain, perincilah masing-masing dari
ketiga tujuan itu; sub tujuan, langkah-lagkah yang harus diambil, rencana-rancana
yang mendesak untuk dilakukan. Kemudian dari tiga tujuan A itu, pilihlah
masing-masing satu langkah yang harus diambil minggu depan. Nah, sekarang anda
telah memiliki suatu program tindakan! Daftar ini haruslah dikerjakan lagi
setiap bulan, agar tercapai suatu peningkatan yang berkelanjutan dan
berkembang.
“Kekuatan yang besar akan timbul bila kita memiliki
tujuan hidup yang jelas,” kata Lakein. Dan pada titik ini, biasanya seorang
klien akan sadar bahwa masa hidupnya dibentuk oleh menit-demi-menit yang
dilaluinya.
Seorang wanita pengacara, misalnya, mengeluh pada
Lakein bahwa persoalan yang dihadapinya ialah ketiadaan waktu. Setelah ia
menuliskan tujuan hidupnya, dimana salah satu diantaranya ialah “dibiarkan
sendirian”, maka ia langsung bisa melihat bahwa antara kenyataan hidupnya yang
selalu sibuk, dengan tujuan yang diinginkannya tidak dapat terdapat
konsistensi. Dan dari sini terungkaplah, bahwa masalah yang dihadapinya
ternyata adalah ketidak-mampuannya untuk mengatakan “tidak” pada orang lain. Lalu,
dengan bantuan Lakein, wanita itu mencoba menyusun suatu rencana yang jitu
untuk keluar dari kemelutnya. Hasilnya, ia bukan hanya berhasil menghemat
waktu, tapi juga berhasil meningkatkan harga dirinya, yaitu dengan
mengembangkan keberanian untuk mengatakan “tidak”.
Apakah yang ingin anda
lakukan selama lima tahun ini? Perhatikan, bahwa
pertanyaannya bukanlah apa yang akan atau apa yang harus; tapi
apa yang ingin anda lakukan. Jika anda menuliskan kekayaan sebagai tujuan
hidup; lalu anda menuliskan “ingin melestarikan kehidupan burung-burung
di British Columbia sebagai langkah yang perlu diambil, maka berarti anda tidak
jujur menjawab pertanyaan I. yang penting adalah bagaimana menemukan tujuan
kita yang sebenarnya, bukan tujuan yang diajarkan orang kepada kita. Kita
terlalu banyak melakukan hal-hal, yang hanya karena perasaan atavistic membuat
kita jadi merasa bahwa kita harus melakukannya. Tapi apakah memang harus
demikian halnya? Taruhlah tindakan itu masuk akal; tapi dibandingkan dengan
tujuan hidup yang sebenarnya, masih masuk akalkah itu?
Herbert A Shepard, seorang konsultan untuk industry
dan pemerintahan, selalu meminta para kliennya untuk menggali impian para klien
mereka sebebas mungkin, baik fantasi maupun hal-hal mustahil yang mereka singkirkan
jauh-jauh untuk selama-lamany karena “Orang tidak lazim untuk melakukannya”
atau karena “Aku tidak punya waktu”.
Sedangkan Milton Glaser meminta para mahasiswannya di
New York’s School of Visual Arts untuk merencanakan hari yang sempurna untuk
dirinya sendiri selama selama lima tahun
mendatang. Permainan ini mencakup berbagai jenis permainan – seperti
menulis riwayat hidup anda sendiri – yang, apabila dilakukan secara bersungguh,
akan dapat membebaskan kita yang sedang terjebak begitu hebatnya oleh keadaan
akibat kurangnya imajinasi.
Agustus yang
lalu, seorang wartawan melakukan survey, tentang ibu-ibu muda yang
sedang duduk disebuah klub di Long
Island. Hari-hari mereka penuh dengan kegiatan mandi sinar matahari,
berenang, belajar main tenis, dan lain sebagainya. Wartawan ini menanyakan
kepada mereka tentang fanatasi atau angan-angan mereka yang mereka sukai.
“Ternyata mereka tidak mempunyai,” katanya melaporkan, “kecuali hanya takut
saaja”. Mereka takut kehilangan uang atau penampilannya yang cantik.
Demikianlah tanpa imajinasi, maka tidak akan ada alternatif dan motivasi.
Hidup yang bagaimana
yang anda inginkan apabila anda sudah tahu bahwa anda akan mati enam bulan
lagi? Denrgan pertanyaan ini, Lakein memaksa kliennya untuk menghadapi apa-apa secara
mendasar penting baginya.
Hal yang serupa juga ditanyakan oleh Shepard kepada
kliennya, “Kapankah anda benar- benar merasa gembira karena menyadari bahwa
anda masih hidup?” dan “Apakah yang benar-benar anda sesali karena tidak anda
kerjakan akhir-akhir ini?” Banyak orang yang tidak pernah secara sadar
memikirkan jawabannya. Tapi begitu mereka mengenali perasaan itu, maka
merekapun akan dapat menetapkan kebijaksanaan mereka sendiri dengan mantap dan
berusaha untuk membuat kehidupan yang terencana agar mereka lebih bahagia, dan
yang kerap kali juga mengurangi frustrasi dan rasa bersalah mereka. Dan memang
itulah tujuan dari proses tersebut, yaitu untuk menghadapi “orang asing”, yang
kerap kali berupa diri kita sendiri, dan juga untuk menetapkan sejumlah
prioritas dalam menghadapinya.
Seorang eksekutif mengatakan kepada Lakein bahwa ia
memerlukan bantuan karena ia tidak dapat menangani 25 persoalan sekaligus,
padahal semua persoalan itu sangat diminatinya. Ia dan Lakein akhirnya
berkesimpulan bahwa eksekutif ini tidak mampu menyerahkan persoalan yang remeh
kepada bawahannya. Dan ia memang sedang terjerat di kantornya akibat
berlebihnya tugas yang dipikul, sehingga ia tidak pulang pula waktu malam –
karena ia tidak menyukai isterinya. Akibatnya, karena tidak pulang dan merasa
bersalah karena tidak menengok anak-anaknya, maka iapun menghabisi energinya di
sebuah klub anak-anak muda.
Demikianlah, penggunaan paling baik dari waktunya itu
ternyata hanya dapat dilakukan dengan menyerahkan perkara yang kecil-kecil
kepada bawahannya, hingga dengan begitu ia dapat memusatkan perhatian ke
pekerjaan kreatif yang dapat memberinya pengakuan yang diinginkannya, serta
memiliki waktu untuk menengok anak-anaknya, dan bagaimanapun juga, ia harus
lebih mengenali isterinya, yang selama ini sebenarnya ia belum kenal dengan
baik.
“Selalu saja ada cukup waktu untuk melakukan apa yang
penting,” kata Lakein. (Banyak orang menggunakan jam-jam kerjanya yang paling
produktif, yaitu antara jam 8 sampai jam 11 pagi, hanya untuk membaca surat
kabar, minum kopi, mengobrol dan sebagainya). Dan begitu kita sadar memang ada
waktu untuk melakukan hal-hal yang penting, maka masalah selanjutnya hanyalah
mengerjakannya, sekarang juga! Bagaimanapun seperti kata Lakein, “Waktu adalah kehidupan.”
Labels:
Non Katagori
Thanks for reading MANAJEMEN WAKTU YANG EFEKTIF. Please share...!
0 Comment for "MANAJEMEN WAKTU YANG EFEKTIF"