Apakah itu Product Line Cycle?
Product line cycle atau dalam bahasa Indonesianya berarti
siklus kehidupan barang merupakan kisaran umur suatu barang semenjak diproduksi
sampai lamanya barang itu bertahan di pasaran. Pengaruh perubahan corak
kehidupan konsumen dan kemajuan teknnologi sangat berperan sekali dalam
memperpendek siklus kehidupan sejumlah barang. Panjang pendeknya siklus
kehidupan setiap barang tidak selalu sama, ada yang hanya beberapa minggu atau
satu musim yang pendek saja seperti mode pakaian, ada lagi yang memiliki siklus
kehidupan bertahun-tahun seperti mobil.
Siklus kehidupan barang terdiri atas lima tahap, yakni :
- Tahap perkenalan (introduction)
- Tahap pertumbuhan (growth)
- Tahap kedewasaan (maturity)
- Tahap kejenuhan (saturation)
- Tahap kemunduran (decline)
Pada beberapa kasus, tidak semua barang-barang perusahaan mampu
melewati kelima tahap tersebut, ada yang mengalami kegagalan pada tahap pertama
(tahap perkenalan), atau ada lagi yang hanya mampu mencapai tahap kedua (tahap
pertumbuhan) saja. Namun, tahap terakhir yakni tahap kemunduran pada umumnya
tidak dapat dihindari karena :
- Kebutuhan akan barang tersebut sudah tidak ada lagi.
- Munculnya barang baru yang lebih baik dan lebih murah untuk
kebutuhan yang sama, atau yang kita kenal sebagai barang subtitusi. contohnya :
plastik telah menggantikan kayu, logam, dan kertas).
- Pesaing telah melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan
baik.
Ini sangat penting bagi menejemen untuk membagi siklus
kehidupan barangnya dalam beberapa tahap karena lingkungan persaingan dan hasil
program pemasaran masing-masing barang dapat berbeda-beda. Hal ini tergantung
pada masing-masing tahap sebagai berikut :
1. Tahap Perkenalan (introduction)
Pada tahap ini adalah tahap promosi terhadap barang yang
benar-benar baru terutama bentuk atau merknya (barang inovasi baru).. Barang
mulai dipasarkan dalam jumlah besar meskipun volume penjualan belum tinggi. Pada
tahap perkenalan ini ongkos yang dikeluarkan sangat besar terutama biaya untuk
periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agresif dan menitik beratkan
pada merk penjual. Di samping itu, distribusi barang tersebut masih terbatas,
dan laba yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan ini barang tersebut sudah dikenal secara
luas oleh masyarakat dan permintaan terhadap barang tersebut sudah sangat
meningkat. Hal ini berpengaruh terhadap kurve penjualan dan kurve laba yang
terus meningkat. Pada tahap ini usaha promosi yang dilakukan sudah mulai
dikurangi tidak segencar pada tahap perkenalan.. Tapi pada tahap ini, juga
biasanya pesaing sudah mulai memasuki pasar yang menyebabkan persaingan menjadi
semakin ketat. Untuk menghadapi persaingan tersebut dan dalam usaha memperluas
dan meningkatkan distribusinya perusahaan menurunkan sedikit pada harga
jualnya.
3. Tahap Kedewasaan dan Kejenuhan
Pada tahap-tahap ini, kurve laba mulai menurun baik laba
produsen maupun laba pada pengecer. Persaingan harga menjadi sangat tajam dan
penjualan dengan tukar tambah sering pula terjadi. Pada tahap kedewasaan
penjualan masih bisa meningkat, sehingga usaha periklanan biasanya mulai
ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan. Pada tahap kejenuhan, perusahaan
sudah lebih banyak mempertimbangkan usaha periklanan produk baru. Di sini,
penggunaan penyalur yang baik juga sangat menentukan.
4. Tahap Kemunduran
Pada tahap kemunduran, barang sudah pada tahap usang atau kuno
dan harus diganti dengan barang baru. Pada tahap ini, barang baru harus sudah
dapat dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah
pesaing sudah berkurang, tetapi pengawasan biaya menjadi sangaat penting karena
permintaan sudah jauh menurun. Apabila barang yang lama tidak segera
ditinggalkan atau digantikan dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat
beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas.
Lalu alternatif apa sebaiknya dilakukan oleh menejemen pada
saat penjualan menurun?
Menurut Basu Swastha DH, dalam bukunya Azas-Azas Marketing,
alternatif-alternatif yang dapat dilakukan oleh menejemen pada saat penjualan
menurun antara lain :
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya)
b. Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta
program produksinya agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba
optimum pada barang yang ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Sumber rujukan:
Basu Swastha DH, Azas-Azas Marketing, Edisi ketiga, Liberty
Yogyakarta, 1984
Labels:
Dunia Ekonomi
Thanks for reading Product Line Cycle. Please share...!
0 Comment for "Product Line Cycle"