Berikut ini kita akan uraikan tentang Tahapan Perkembangan Koginitif Anak Menurut Piaget, seperti yang telah admin janjikan pada postingan kemarin. Bagi pemirsa yang belum membacanya, silahkan untuk dibaca, supaya ada kesinambungan dengan artikel akan kita paparkan sekarang.
TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
Jean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu: 1) Tahap Sensory-motor; 2) Pre-operational; 3) Concrete-operational; 4) Formal-operational.
TAHAP SENSORI-MOTOR
Tahap sensori-motor berlangsung dari 0 - 2 tahun. Pada rentang usia ini, seorang anak memiliki intelegensi yang masih primitif. Walaupun masih primitif, tetap saja intelegensi sensori-motor amat berarti karena ia menjadi fondasi untuk terbentuknya tipe-tipe inteligensi yang dimiliki bagi anak itu kelak.
Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum ia mampu berpikir mengenai apa yang sedang ia perbuat.
Di masa-masa ini, seorang anak belajar mengenal benda secara praktis dan belajar menimbulkan efek tertentu tanpa memahami maksud dari perbuatannya tersebut.
Ketika bayi berinteraksi dengan keadaan sekelilingnya, secara otomatis sensori-motornya akan bekerja dan menuntun mereka sampai apa yang menjadi kebutuhan mereka terpuaskan. Hal itu selalu dilakukan bayi, baik ketika ia hendak memenuhi dorongan lapar dan dahaganya maupun ketika bermain dengan benda-benda mainan yang ada di sekitarnya.
Seorang bayi pada usia di bawah 18 bulan, menurut Piaget, belum mampu mengenali obyek permanen. Artinya, benda apa pun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau tidak ia dengar selalu dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada di tempat lain.
Lalu bagaimana pengenalan bayi terhadap puting susu ibunya? Pada dasarnya seorang bayi mampu mengenali dan memahami obyek-obyek dengan sekema-sensori. Tetapi pengenalan ini berbentuk konfigurasi-konfigurasi (gambaran bentuk sesuatu) sensori yang stabil. Konfigurasi itu oleh Piaget disebut "tableaux" atau "tableau" yang berarti pemandangan tetap atau pertunjukan bisu.
Sejak usia dua minggu bayi mampu menemukan puting susu ibunya, kemudian belajar mengenal sifat keadaannya, dan cara yang efektif untuk mengisap sumber minuman dan makanannya itu. Kemampuan pengenalan lewat upaya belajar tersebut tidak berarti ia menegerti bahwa susu ibunya merupakan organ atau bagian dari tubuh ibunya.
Yang dipahami dari perbuatannya itu adalah apabila benda tableau itu didekatkan, maka ia akan mengasimilasikan dan mengakomodasikan skema sensori-motornya untuk mencapai ekuilibrium dalam arti dapat memuaskan kebutuhannya.
Kemampuan mengenal object permanence secara bertahap dan sistematis muncul ketika usia bayi sudan mencapai 18 hingga 24 bulan.
TAHAP PRA-OPERASIONAL
Tahapan ini terjadi pada anak berusia 2 - 7 tahun. Pada tahap pra-operatioanal seorang anak sudah mampu mengenal obyek permanen. Kemampuan ini disebabkan munculnya kapasitas kogitif baru yang disebut representation atau mental representation (gambaran mental).
Representasi adalah sesuatu yang mewakili atau menjadi simbol atau wujud sesuatu yang lainnya. Representasi mental merupakan bagian penting dari skema kognitif yang memungkinkan anak berpikir dan menyimpulkan keberadaan sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun benda atau kejadian itu berada di luar pandangan, pendengaran, atau jangkauan tangannya.
Dengan representasi mental anak memiliki kemampuan untuk mengembangkan deferred-imitation (peniruan yang tertunda) yakni kapasitas meniru perilaku orang lain yang sebelumnya pernah ia lihat untuk merespon lingkungan.
Seiring dengan munculnya kapasitas deferred-imitation ini muncul pula gejala insight-learning, yakni gejala belajar berdasarkan tilikan akal. Maksudnya anak mampu mengenal sesuatu mengandung masalah, lalu berpikir sesaat. Dan secara spontan mereka mampun memcahkan masalah versi anak-anak.
Pada Tahap operasioanl ini juga, seorang anak memperoleh kemampuan berbahasa. Mereka mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mampu pula mengekspriskan kata-kata yang pendek tetapi efektif.
Skema kognitif anak masih terbatas bahwa pengamatan dan pemahaman anak terhadap situasi lingkungan yang ia tanggapi sangat dipengaruhi oleh watak egosentrisme. Maksudnya anak tersebut belum bisa memahami pandangan orang lain yang berbeda dengan pandangannya. Mereka memahami sesuatu berdasar keadaan objek yang dilihatnya.
TAHAP KONKRET-OPERATIONAL
Periode ini berlangsung dari 7 hingga 11 tahun. Pada periode konkret-operasional, anak memperoleh tambahan kemampuan yang disebut system of operations (satuan langkah berpikir). Kemampuan ini berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya sendiri.
Satuan langkah berpikir anak kelak akan menjadi dasar terbentuknya inteligensi intuitif. Inteligensi menurut Piaget, adalah proses, yang dalam hal ini berupa tahapan langkah opersional tertentu yang mendasari semua pemikiran dan pengetahuan manusia, disamping merupakan proses pembentukan pemahaman.
Sistem operasi kognitif pada tahap konkret operasioanl meliputi:
- conservation (konservasi/pengekalan) yakni kemampuan anak memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti volume dan jumlah.
- addition of class (Penambahan golongan benda) yakni kemampuan anak dalam memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang dianggap berkelas lebih rendah, seperti mawar, dan melati, dan menghubungakannya dengan golongan benda yang lebih tinggi, seperti bunga.
- multiplication of classes (pelipatgandaan golongan benda) yakni kemampuan yang melibatkan pengetahuan mengenai cara mempertahankan dimensi-dimensi benda (seperti mawar merah, mawar putih, dan seterusnya).
Piaget menyimpulkan bahwa pemahaman terhadap aspek kuantitatif materi, pemahaman terhadap penambahan golongan benda, dan pemahaman terhadap pelipatgandaan golongan benda merupakan ciri khas perkembangan kognitif anak berusia 7-11 tahun. Namun tetap saja masih ada keterbatasan, mereka belum mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
TAHAP FORMASI-OPERASIONAL
Tahap ini merupakan tahapan terakhir dari perkembangan kognitif anak menurut klasifikasi Jean Piaget. Tahap formasi-operasional berlangsung pada rentang usia 11 sampai 15 tahun.
Dalam perkembangan kognitif tahap akhir ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan (serentak) maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yaitu kapasitas menggunakan hipotesis dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Dua macam kapasitas kognitif yang sangat berpengaruh terhadap kualitas skema kognitif itu tentu telah dimiliki pula oleh orang-orang dewasa. Oleh karenanya, seorang remaja pelajar yang telah berhasil menempuh proses perkembangan formal-operasional secara kognitif dapat dianggap telah mulai dewasa.
Seorang remaja pelajar yang telah mampu menjalani tahap perkembangan formal-opersional akan dapat memahami dan mengungkapkan prinsip-prinsip abstrak. Prinsip-prinsip tersembunyi ini, pada giliarannya akan dapat merubah perhatian-perhatian sehari-hari secara dramatis dengan pola yang terkadang sama sekali berbeda dari pola-pola perhatian sebelumnya.
Dengan prinsip-prinsip abstrak tersebut seorang remaja akan menulis masa depannya seperti ini, "Aku tahu bahwa aku sedang memikirkan masa depanku sendiri, lalu aku mulai berpikir tentang mengapa aku memikirkan masa depanku".
Penting bagi anda mengetahui, terutama bagi para calon guru dan guru profesional untuk menghindari persepsi yang naif bahwa teori perkembangan di atas pasti berlaku sepenuhnya terhadap diri para siswa.
Tahapan-tahapan perkembangan kognitif versi Piaget ini pada dasarnya, hanya merupakan garis besar yang berhubungan dengan kapasitas-kapasitas kognitif tertentu yang berkembang dalam diri siswa dari masa ke masa.
Artikel tentang tahapan perkembangan anak menurut Piaget ini, admin ringkas dari buku Psikologi Belajar yang ditulis oleh Muhibbin Syah. Semoga bermanfaat!
Labels:
Non Katagori
Thanks for reading TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITF ANAK MENURUT PIAGET. Please share...!
0 Comment for "TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITF ANAK MENURUT PIAGET"