CAHAYA MATAHARI. Matahari merupakan satu-satunya bintang yang terdapat di galaksi kita, yakni Galaksi Bima Sakti. Sinar cahaya yang dipancarkannya menghasilkan energi panas yang sangat vital bagi kelangsungan hidup berbagai makhluk hidup yang terdapat di Planet Bumi. Suhu permukaan Matahari lebih dari 5500 derajat Celsius, panasnya sangat ideal bagi Bumi karena jaraknya yang sangat jauh yaitu 150 juta km.
Dari Bumi kelihatan Matahari hanya sebesar bola basket atau lebih besar sedikit dari itu, tetapi faktanya matahari merupakan bintang berpijar yang sangat besar. Jika kita perbandingkan dengan besarnya Bumi, maka tidak kurang sejuta planet Bumi akan muat di dalamnya.
Tenaga Matahari melimpah kesemua arah dan cuaca serta iklim di Bumi tergantung kepada energi yang dihasilkan oleh sinar cahaya Matahari ini. Walaupun jaraknya sangat jauh dari Bumi kita, matahari sangat cerah dan oleh sebab itu, sinarnya dapat menyebabkan kerusakan pada mata apabila Matahari dilihat secara langsung.
Panas Matahari berasal dari reaksi nuklir yang berlaku di dalamnya. Kadangkala terdapat noda gelap di Matahari. Noda gelap atau bintik hitam Matahari merupakan bagian yang paling dingin, namun suhunya masih sepanas 4000 derajat Celsius. Jumlah noda bertambah atau berkurang dalam siklus 11 tahun. Dikatakan, seandainya Matahari diselubungi es setebal 1,5 km, maka panas dari matahari akan mencairkannya dalam waktu hampir 2 jam saja.
Ada saintis berpendapat noda matahari mempengaruhi cuaca. Di sebagian tempat di dunia, hujan tidak turun hampir setiap 22 tahun - setiap dua siklus noda matahari - lalu mengakibatkan kemarau yang parah. Kejadian ini berlaku di Amerika Utara pada tahun 1930-an, 1950-an, dan 1970-an. Kemarau dapat mengakibatkan sungai kering krontang.
Adapun Edward Maunder (1851-1928), seorang ahli astronomi Inggris merasa heran karena catatan sejarah tentang kegiatan matahari menunjukkan tidak ada noda matahari dalam jangka waktu antara tahun 1645 hingga 1715. Jangka waktu itu kini disebut "Minimum Maunder". Pada waktu itu iklim di Eropa sangat dingin hingga jangka waktu tersebut disebut "Little Ice Age".
Semua keadaan cuaca berlangsung karena panas dari matahari menyebabkan udara senantiasa bergerak. Permukaan Bumi yang semakin panas akan memanaskan udara. Udara panas akan naik ke atas (konveksi) dan udara dingin menggantikan tempatnya lalu menyebabkan angin bertiup. Panas dari matahari menyebabkan air menguap dari laut dan membentuk awan. Apabila awan menjadi dingin, lembaban yang dikandungnya turun sebagai hujan.
Rujukan : Ensiklopedia Sains, Jilid 3. Aries Lima Jakarta.
Dari Bumi kelihatan Matahari hanya sebesar bola basket atau lebih besar sedikit dari itu, tetapi faktanya matahari merupakan bintang berpijar yang sangat besar. Jika kita perbandingkan dengan besarnya Bumi, maka tidak kurang sejuta planet Bumi akan muat di dalamnya.
Tenaga Matahari melimpah kesemua arah dan cuaca serta iklim di Bumi tergantung kepada energi yang dihasilkan oleh sinar cahaya Matahari ini. Walaupun jaraknya sangat jauh dari Bumi kita, matahari sangat cerah dan oleh sebab itu, sinarnya dapat menyebabkan kerusakan pada mata apabila Matahari dilihat secara langsung.
Panas Matahari berasal dari reaksi nuklir yang berlaku di dalamnya. Kadangkala terdapat noda gelap di Matahari. Noda gelap atau bintik hitam Matahari merupakan bagian yang paling dingin, namun suhunya masih sepanas 4000 derajat Celsius. Jumlah noda bertambah atau berkurang dalam siklus 11 tahun. Dikatakan, seandainya Matahari diselubungi es setebal 1,5 km, maka panas dari matahari akan mencairkannya dalam waktu hampir 2 jam saja.
Ada saintis berpendapat noda matahari mempengaruhi cuaca. Di sebagian tempat di dunia, hujan tidak turun hampir setiap 22 tahun - setiap dua siklus noda matahari - lalu mengakibatkan kemarau yang parah. Kejadian ini berlaku di Amerika Utara pada tahun 1930-an, 1950-an, dan 1970-an. Kemarau dapat mengakibatkan sungai kering krontang.
Adapun Edward Maunder (1851-1928), seorang ahli astronomi Inggris merasa heran karena catatan sejarah tentang kegiatan matahari menunjukkan tidak ada noda matahari dalam jangka waktu antara tahun 1645 hingga 1715. Jangka waktu itu kini disebut "Minimum Maunder". Pada waktu itu iklim di Eropa sangat dingin hingga jangka waktu tersebut disebut "Little Ice Age".
Semua keadaan cuaca berlangsung karena panas dari matahari menyebabkan udara senantiasa bergerak. Permukaan Bumi yang semakin panas akan memanaskan udara. Udara panas akan naik ke atas (konveksi) dan udara dingin menggantikan tempatnya lalu menyebabkan angin bertiup. Panas dari matahari menyebabkan air menguap dari laut dan membentuk awan. Apabila awan menjadi dingin, lembaban yang dikandungnya turun sebagai hujan.
Kesimpulan:
Cahanya matahari berasal dari sinar matahari yang terbentuk dari reaksi nuklir yang terus berlangsung di dalam matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi atau tenaga panas yang sangat penting dan juga menyebabkan terbentuknya berbagai pola cuaca dan iklim yang terdapat di Bumi kita. Baca juga artikel sebelumnya FAKTA TENTANG MATAHARI.Rujukan : Ensiklopedia Sains, Jilid 3. Aries Lima Jakarta.
Labels:
Astronomi
Thanks for reading CAHAYA MATAHARI. Please share...!
0 Comment for "CAHAYA MATAHARI"