Harga seringkali dijadikan patokan bagi konsumen untuk menentukan kualitas
sebuah barang. Semakin tinggi harganya maka semakin baik dan bermutu barang
tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin murah barang tersebut maka konsumen
lebih cenderung menganggap kualitas barang tersebut rendah. Tentu saja
kecenderungan ini tidak berlaku untuk semua barang, tapi lebih kepada
harga-harga barang tahan lama, elektronik umpamanya.
Inilah reaksi yang sering ditunjukkan konsumen jika dihadapkan pada pilihan dua atau lebih jenis barang yang memiliki fungsi yang sama. Acuan pertama yang dijadikan patokan adalah harga, dan yang lebih mahal-lah yang kerap kali menjadi pilihan, karena anggapan harga tinggi sama dengan kualitas tinggi.
Di samping sebagai penentu kualitas, Harga juga biasanya dijadikan sebagai penentu nilai barang.
Mungkin imej ini lebih banyak ditujukan untuk gengsi (status sosial) seseorang dalam memakai barang produksi. Orang-orang kaya lebih suka membeli barang yang berkelas dengan harga yang sangat tinggi untuk menunjukkan strata sosialnya ke publik. Di sinilah muncul anggapan bahwa harga barang yang tinggi adalah superior dan barang yang memiliki harga rendah dianggap inferior (rendah tingkatannya).
Pada kenyataanya, harga yang sesuai dengan keinginan konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu yang lama. Kadang-kadang konsumen lebih menonjolkan kesan daripada harga itu sendiri. Barang sejenis yang berharga murah justeru dapat tidak dibeli oleh konsumen.
Baca pula: Tujuan Penetapan Harga!
Kualitas dan nilai suatu barang tergantung pada tingkat harga. Reaksi yang ditunjukkan oleh konsumen dalam membeli suatu produk banyak dipengaruhi oleh harga barang tersebut. Semakin tinggi harga barang semakin bagus mutu dan nilai barang tersebut. Ketentuan itu tidak berlaku untuk barang-barang yang bersifat homogen, seperti bensin.
Inilah reaksi yang sering ditunjukkan konsumen jika dihadapkan pada pilihan dua atau lebih jenis barang yang memiliki fungsi yang sama. Acuan pertama yang dijadikan patokan adalah harga, dan yang lebih mahal-lah yang kerap kali menjadi pilihan, karena anggapan harga tinggi sama dengan kualitas tinggi.
Di samping sebagai penentu kualitas, Harga juga biasanya dijadikan sebagai penentu nilai barang.
Mungkin imej ini lebih banyak ditujukan untuk gengsi (status sosial) seseorang dalam memakai barang produksi. Orang-orang kaya lebih suka membeli barang yang berkelas dengan harga yang sangat tinggi untuk menunjukkan strata sosialnya ke publik. Di sinilah muncul anggapan bahwa harga barang yang tinggi adalah superior dan barang yang memiliki harga rendah dianggap inferior (rendah tingkatannya).
Pada kenyataanya, harga yang sesuai dengan keinginan konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu yang lama. Kadang-kadang konsumen lebih menonjolkan kesan daripada harga itu sendiri. Barang sejenis yang berharga murah justeru dapat tidak dibeli oleh konsumen.
Baca pula: Tujuan Penetapan Harga!
Kesimpulan
Kualitas dan nilai suatu barang tergantung pada tingkat harga. Reaksi yang ditunjukkan oleh konsumen dalam membeli suatu produk banyak dipengaruhi oleh harga barang tersebut. Semakin tinggi harga barang semakin bagus mutu dan nilai barang tersebut. Ketentuan itu tidak berlaku untuk barang-barang yang bersifat homogen, seperti bensin.
Labels:
Dunia Ekonomi
Thanks for reading Reaksi Konsumen Terhadap Harga. Please share...!
0 Comment for "Reaksi Konsumen Terhadap Harga"