Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat potensial bagi seluruh makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Jenis-jenis tanah dan persebarannya di Indonesia, banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan pembentuk tanah itu sendiri, iklim atau cuaca, banyak dan sedikitnya air dan bentuk-bentuk permukaan bumi.
Banyak manfaat yang diberikan tanah bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi.
Dari dalam kandungannya, tanah mengeluarkan dan menghasilkan berbagai macam barang tambang, mineral, dan bahan makanan yang sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup, terutama manusia.
Dari dalam kandungannya, tanah mengeluarkan dan menghasilkan berbagai macam barang tambang, mineral, dan bahan makanan yang sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup, terutama manusia.
Begitu vitalnya lapisan kulit bumi yang terluar ini, sehingga mau tidak mau kita harus mempelajari dan mengetahuinya supaya nantinya dapat memahami jenis-jenis tanah ini dan cara pemanfaatannya.
Pengetahuan ini penting agar tidak terjadi di kemudian hari kesalahan dalam pemanfaatan dan pengolahan tanah.
Jangan sampai areal yang sangat produktif untuk pertanian, dijadikan sebagai kawasan pusat perdagangan. Karena kalau itu terus terjadi akan berakibat kepada merosotnya hasil produksi pertanian.
Lebih-lebih tanah yang subur itu dibiarkan terlantar dan dijadikan tempat pembuangan limbah sehingga kehumusan tanah itu menjadi berkurang.
A. Pengertian Tanah
Tanah adalah lapisan permukaan kulit bumi bagian atas yang tersusun dari batuan induk (anorganik) dan jasad-jasad makhluk hidup (organik) yang sudah mati atau hancur.
Jadi, bahan pembentuk tanah ada 2, yakni:
1) batuan induk, dan
2) jasad makhluk hidup yang sudah mati.
Batuan Induk merupakan batuan yang berasal dari dalam lapisan bumi. Yang muncul ke permukaan bumi akibat interupsi dan ekstruksi magma.
Batuan induk ini terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku pada gang-gang, baik pada pada mantel dan litosfer bumi dan juga pada kepundan gunung berapi.
B. Proses Terbentuknya Lapisan Tanah
Proses pelapukan batuan dan jasad makhluk hidup.
Kemudian, pelapukan tadi oleh pengaruh temperatur udara, angin, hujan dan batuan, mineral-mineralnya terlepas maka terbentuklah bahan utama tanah yang disebut regolith.
Kemudian, pelapukan tadi oleh pengaruh temperatur udara, angin, hujan dan batuan, mineral-mineralnya terlepas maka terbentuklah bahan utama tanah yang disebut regolith.
Regolith ini pun akhirnya mengalami pelapukan yang berlangsung sekian lama dan akhirnya terbentuklah lapisan tanah.
Untuk lebih lengkapnya tentang proses ini, silahkan baca Pembentukan Tanah.
Untuk lebih lengkapnya tentang proses ini, silahkan baca Pembentukan Tanah.
C. Proses pelapukan batuan menjadi tanah
Pelapukan batuan dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
1. Pelapukan mekanis, adalah peristiwa hancurnya batuan karena pengaruh suhu dan air hujan. Atau sebagai akibat pemanasan dan pendinginan yang terus menerus. terhadap batuan.
Pada siang hari batuan yang terkena panas akan mengembang, sedangkan pada malam hari atau terkena air hujan batuan akan menyusut.
Keadaan ini akan menyebabkan lama kelamaan batuan akan menjadi lapuk atau hancur.
Pada siang hari batuan yang terkena panas akan mengembang, sedangkan pada malam hari atau terkena air hujan batuan akan menyusut.
Keadaan ini akan menyebabkan lama kelamaan batuan akan menjadi lapuk atau hancur.
2. Pelapukan kimiawi, adalah peristiwa hancurnya batuan secara kimiawi, misalnya larutnya batuan kapur oleh air hujan.
Air hujan mengandung CO2 (zat asam arang) yang mudah melarutkan kapur. Hal ini akan menyebabkan terbentuknya stalaktif dan stalagmite di gua-gua kapur.
3. Pelapukan biologis, adalah peristiwa hancurnya batuan yang dilakukan oleh makluk hidup, seperti penghancuran oleh rayap dan akar tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah:
a. Iklim (Temperatur udara, angin, hujan).
b. Bahan induk (batuan, mineral-mineral, dan zat organik).
c. Organisme (aktivitas manusia, binatang, dan vegetasi).
d. Topografi (bentuk, kemiringan, dan panjang lereng).
e. Waktu (lamanya bahan induk mengalami pelapukan sampai proses terbentuknya tanah.
D. Fungsi Tanah
Sebagai bagian fisik yang terluar dari lapisan bumi kita, tanah memiliki fungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya segala jenis tanaman, menyerap, menyimpan dan menyuplai air dan udara.
Secara kimiawi tanah berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi yang sangat penting bagi tumbuh-tumbuhan.
Ada lagi fungsi tanah yang terjadi secara biologi, yaitu sebagai habitat biota/organisme.
Di mana fungsi biologi ini mempunyai peran yang sangat penting dalam penyediaan hara dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman.
Di mana fungsi biologi ini mempunyai peran yang sangat penting dalam penyediaan hara dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman.
Semua fungsi ini kemudian secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
E. Jenis-Jenis Tanah
Ada beberapa jenis tanah yang ada di Indonesia, diantaranya sebagai berikut:
1. Tanah organik
Tanah organik (tanah gambut) disebut juga tanah organosol atau histosol.
Tanah gambut biasanya dimanfaatkan untuk jenis perkebunan tetapi kurang baik untuk pertanian.
Persebaran tanah organik terdapat di Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Tanah gambut terbetuk karena pembusukan kurang sempurna dari tumbuhan (bahan organik) di daerah yang selalu tergenang air seperti rawa-rawa.
Ciri-ciri tanah organik
a. Tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas.
b. Ketebalan lebih dari 0,5 m.
c. Warna coklat hingga kehitaman.
d. Tekstur debu lempung.
e. Tidak memiliki struktur.
f. Konsistensi tidak lekat-agak lekat.
g. Kandungan organik di atas 30% untuk tanah tekstur lempung, dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir.
h. Sifat pada umumnya sangat asam (pH 4.0).
i. Unsur hara rendah.
Jenis tanah gambut ini ada 3, berdasarkan penyebaran topografinya.
a. Tanah gambut ombrogen.
Gambut ombrongen bisa ditemukan di daerah pantai berawa, dengan ketebalan 0.5 – 16 meter.
Bahan pembentuk jenis tanah gambut ini adalah sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hampir selalu tergenang air, dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi.
Tanah gambut ombrongen ini tersebar di daerah pantai Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
b. Tanah gambut topogen.
Tanah ini terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa di daerah dataran rendah dengan di pegunungan.
Asal tanah ini terbentuk dari sisa tumbuhan rawa, dengan ketebalan 0.5 – 6 m, sifat tanah agak asam, dan kandungan unsur haranya relatif lebih tinggi.
Persebarannya terdapat di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok (Ciamis, Jawa Barat), dan Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah).
c. Tanah gambut pegunungan.
Sesuai dengan namanya, tanah jenis ini terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum).
Contoh persebarannya di Dataran Tinggi Dieng.
Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih tinggi.
b. Gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2, miskin unsur hara, biasanya selalu tergenang air.
c. Gambut mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop.
2. Tanah grumosol
Tanah ini terbentuk dari batuan induk batu kapur dan tuffa vulkanik dengan kandungan bahan organik yang rendah.
Ciri-ciri tanah grumosol
- Profil tanah agak tebal.
- Tekstur lempung berat.
- Struktur kersai (granular) di lapisan atas gumpal hingga pejal di lapisan bawah.
- Sangat lekat ketika basah dan ketika kering sangat keras dan tanah retak-retak.
- Warna kelabu hingga hitam.
- Umumnya bersifat alkalis.
- Kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi tinggi.
- Permeabilitas lambat dan peka erosi.
Jenis tanah grumosol banyak tersebar di daerah-daerah yang curah hujannya rendah (kurang dari 2500 mm/tahun), seperti di Jawa bagian timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Tanah lempung ini cocok untuk tanaman palawija dan perkebunan.
3. Tanah latosol
Tanah latosol terbentuk dari batuan beku, sedimen, dan metamorf. Tanah ini tersebar luas di Indonesia.
Perseebarannya terutama di daerah beriklim basah dan lembab dengan curah hujan lebih dari 300 – 1000 cm.
Kondisi yang lembab, dingin, dan sering tergenang air menyebabkan perkembangan tanah lambat.
Kadar humus latosol mudah menurun, dan memiliki fostat yang mudah bersenyawa dengan besi dan aluminium.
Ciri-ciri tanah latosol
a. Warna merah hingga cokelat dan kuning.
b. Profil tanahnya dalam.
c. Mudah menyerap air.
d. Struktur tanahnya remah hingga gumpal.
e. konsistensi gembur hingga agak teguh.
f. Terdapat kandungan bahan organik dalam jumlah sedang
g. pH netral hingga asam.
Tanah latosol juga masih cocok untuk padi, palawija dan perkebunan karet dan kopi.
4. Tanah andosol
Tanah andosol atau tanah vulkanis sebagian besar terdapat di Sumatera dan Jawa, yaitu pada daerah vulkanik aktif dilereng vulkan atas dengan bahan abu vulkanik dan tuff.
Tanah ini adalah jenis tanah yang subur dan sangat cocok untuk pertanian sayuran dan perkebunan.
Ciri-ciri tanah andosol.
a. Merupakan jenis tanah mineral yang mengalami perkembangan profil.
b. Solum agak tebal.
c. warna coklat kelabu hingga hitam.
d. Kandungan organik tinggi.
e. Tekstur geluh berdebu.
f. Struktur remah.
g. Konsistensi gembur dan bersifat licin (smeary).
h. Agak asam.
i. Kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang.
j. Kelembaban tinggi.
k. Permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi.
5. Tanah alluvial
Tanah alluvial terbentuk karena tanah hasil erosi (lumpur) yang diendapkan di daerah-daerah dataran rendah.
Batuan lapuk yang tererosi kemudian diendapkan tersebut bisa berasal dari batuan gamping dan vulknis.
Tanah ini banyak ditemukan di sepanjang lembah, pertemuan sungai dan laut, bantaran sungai, kaki gunung, dataran yang sering dilanda banjir (flood plains), serta di muara sungai (delta).
Tingkat kesuburan tanah ini beragam, mulai dari sedang sampai yang sangat subur. Tergantung pada sumber bahan asal aliran sungai.
Ciri-ciri tanah alluvial.
a. Berwarna kelabu dengan struktur sedikit lepas-lepas.
b. Tidak mempunyai/belum ada struktur.
c. Kondisi basah pekat.
d. pH beragam.
e. Peka terhadap erosi.
Tanah aluvial cocok untuk padi, palawija, tebu, kelapa, tembakau, buah-buahan, dan perkebunan.
6. Tanah podsol
Tanah podsol merupakan tanah yang bertekstur pasir dan kandungan bahan organik sedang.
Tanah podsol banyak dijumpai di sepanjang sungai-sungai besar Sumatera, Kalimantan, dan papua.
Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete.
Ciri-Ciri tanah podsol
a. Susunan horizon terdiri atas horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas.
b. Tekstur lempung hingga pasir.
c. Struktur tanah gumpal.
d. Konsistensi lekat.
e. Kandungan pasir kuarsanya tinggi.
f. Sangat masam.
g. Kesuburan rendah.
h. Kapasitas pertukaran kation sangat rendah.
i. Peka terhadap erosi.
7. Tanah laterit
Tanah laterit ini terbentuk karena temperatur dan curah hujan yang tinggi.
Karena tanah ini terguyur hujan terus maka tanah ini kehilangan unsur haranya (seolah-olah tanah hasil pencucian).
Terdapat pelarutan garam-garam dalam batuan akibat diguyur hujan besar, sehingga menyisakan oksidasi besi dan aluminium.
Berbagai mineral yang larut tadi kemudian dibawa air ke tempat yang lebih rendah.
Jadi tanah laterit sama halnya dengan tanah podzolik merah kuning yaitu merupakan tanah hasil pencucian dan sama-sama termasuk kelompok tanah ultisol.
Bedanya tanah podzolik terbentuk pada temperatur atau suhu yang rendah.
Tanah ini kurang subur, tapi masih cocok dimanfaatkan untuk tanaman kelapa dan jambu mete.
Tanah ini banyak terdapat pada pegunungan yang hutannya sudah gundul di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.
Penutup:
Perbedaan jenis tanah antara daerah yang satu dengan daerah lainnya, terutama disebabkan oleh perbedaan batuan induk, curah hujan, intensitas penyinaran matahari, relief, dan tumbuhan penutup tanah.
Untuk lebih melengkapi pengetahuan anda tentang pembahasan ini, silahkan anda baca juga artikel mengenai Keunggulan Tanah.
Demikian saja penjelasan tentang Jenis-jenis tanah, persebaran dan pemanfaatannya.
Terima kasih semoga bermanfaat.
Sumber: Dari berbagai sumber
Labels:
geografi
Thanks for reading Jenis-Jenis Tanah, Persebaran dan Pemanfaatannya. Please share...!
0 Comment for "Jenis-Jenis Tanah, Persebaran dan Pemanfaatannya"