Tepat sekali kalau ada yang mengatakan tokoh ini sebagai orang agung yang sangat berpengaruh di masanya yang diliputi oleh penuh kerahasiaan. Bagaimana tidak, sampai sekarang orang sedikit sekali mengetahui tentang jati dirinya yang sebenarnya, kecuali hal-hal umum yang sudah kita ketahui dari buku-buku sejarah.
Gajah Mada itulah tokoh besar yang penuh misteri
itu. Bahkan namanya ini pun juga menjadi pertentangan, apakah nama ini, nama
ketika ia dilahirkan ataukah nama yang menjadi gelarnya.
Tentang dirinya yang juga masih misterius adalah
kapan dia dilahirkan, siapa kedua orang tuanya, asal dan juga kematiaannya,
sehingga orang-orang pun tidak tahu dimana persisnya letak kuburannya.
Mengenai
tahun kematiannya tahun 1364 Masehi masih ada juga yang meragukan
kebenarannya, anggapannya tahun itu adalah tahun dimana beliau meninggalkan
jabatannya sebagai Perdana Menteri Kerajaan Majapahit. Setelah itu orang tidak
tahu dimana ia berada.
Orang banyak tidak tidak tahu sehingga beliau dianggap pindah ke
alam lain atau moksa.
Apa yang menyebabkan terjadinya kerahasiaan ini,
orang-orang juga tidak tahu. Dibandingkan dengan tokoh-tokoh besar di zamannya
keberadaannya dalam catatan sejarah yang ditulis oleh empu-empu
(pujangga) Kerajaan Majapahit sangat sedikit.
Gajah Mada sepertinya sengaja
merahasiakan dirinya dan mungkin melarang para ahli tulis kerajaan untuk
mencatat tentang jati dirinya kecuali yang berhubungan dengan penaklukan dan
tugas kenegaraannya sebagai Mahapatih Majapahit.
Diantara catatan sejarah yang mengungkap tentang
diri Gajah Mada adalah catatan dalam bentuk lontar. Babad Gajah Mada itu
mengungkapkan bahwa :
Orang tua Gajah Mada berasal dari Wilwatikta atau
disebut pula desa Majalangu. Tepatnya dari Giri Madri yang berada disebelah
selatan “Lemah Surat” dan juga sebelah selatan Wilwatikta.
Dikatakan juga bahwa
jarak Giri Madri dekat dengan Wilwatikta, sedangkan arah dan jarak antara
Wilwatikta dan “Lemah Surat” tidak disebutkan.
Di lontar itu terdapat tulisan yang mengatakan,
“On Cri Caka warsa jiwa mrtta yogi swaha” yang berarti Selamat Tahun Saka 1221
(1299 M). Angka tahun Saka ini diduga merupakan tahun kelahiran dari Gajah
Mada.
Sedangkan mengenai asal namanya, diceritakan
sebagai berikut: “Karena malu terhadap gurunya Mpu Ragarunting dan juga terhadap
masyarakatnya setelah kandungannya membesar, Patni Nariratih diajak suaminya
meninggalkan asrama pergi mengembara ke dalam hutan dan gunung yang
sepi.
Akhirnya pada suatu malam, waktu dia akan melahirkan, mereka berdua menuju
sebuah desa yang bernama Maddha yang terletak di kaki gunung Semeru.
Di desa Maddha itulah disebuah Kahyangan (Pura),
sang bayi kemudian lahir. Bayi itu selanjutnya dipungut oleh seorang penguasa
desa Maddha, kemudian dibawa ke Wilwatikta dan kemudian diberi nama Maddha.
Pada
masa kita ini ada beberapa desa di kaki gunung Semeru yang mengindikasikan
keberadaan desa Maddha tersebut, seperti Tamansatriyan, Wirotaman dan
Kepatihan.
Dikatakan pula di dalam Babad lontar Gajah Mada
itu bahwa ibunya bernama Nariratih dan ayah bernama Curadharmawyasa. Kemudian
kedua orang tuanya ini berganti nama menjadi Patni Nariratih dan Curadharmayogi
setelah keduanya disucikan untuk menjadi pendeta/brahmana oleh Mpu Ragarunting
di Lemah Surat.
Sekarang pertanyaannya, apakah yang diungkapkan di
dalam lontar itu tentang babad kelahiran Gajah Mada benar adanya? Jawabannya
adalah wallahu a’lam hanya Tuhan yang tahu.
Karena terlalu banyak cerita tentang
Gajah Mada ini yang belum dapat diungkap oleh para peneliti dan ahli sejarah,
apalagi babad tadi diselipkan hal-hal yang berbau mistik seperti ini, “Gajah
Mada adalah anak dari hubungan senggama antara Patni Nariratih dengan Dewa
Brahma yang mengubah rupanya menjadi wujud suami Patni Nariratih.
Lalu bagaimanakah sosok Gajah Mada yang kita
ketahui pada masa kita ini?
Pada bagian ini kita akan beralih ke hal-hal yang
nyata dari sosok Gajah Mada yang sudah dipastikan ke absahannya oleh para ahli,
yang belum valid biarlah menjadi tambahan perbendaharaan pengetahuan kita
tentang beliau yang memang penuh rahasia.
Gajah Mada adalah seorang panglima perang – Patih
Amangkubhumi Kerajaan Majapahit yang sangat berpengaruh. Menurut beberapa sumber
sejarah ia memulai karirnya pada tahun 1313. Karirnya berawal sebagai Begelan
yakni setingkat kepala pasukan Bhayangkara pada Raja Jayanagara
(1309-1328).
Gajah Mada kemudian menjadi terkenal namanya
setelah pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, dia berhasil menumpas
pemberontakan Ra Kuti. Atas jasanya ini dia diangkat sebagai patih oleh
Jayanegara.
Karirnya di Majapahit terus meroket, pada masa
Kerajaan Majapahit di pimpin oleh Ratu Tribuanatunggadewi, Gajah Mada didapuk
menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada tahun 1334 setelah berhasil menaklukkan
Keta dan Sadeng dan juga sebagai pengganti patih sebelumnya yang mengundurkan
diri yaitu Arya Tadah (Mpu Krewes).
Kemudian puncak kejayaannya adalah sebagai
Perdana Menteri (Amangkubhumi) pada masa Prabu Hayam Wuruk (1350 –
1389).
Gajah Mada diangkat sebagai Amangkubhumi pada
tahun 1258 Saka atau tahun 1336 Masehi. Pada waktu pengangkatannya itulah dia
mengeluarkan sumpahnya yang amat terkenal yaitu Sumpah Palapa yang isinya tidak
akan memakan buah palapa (kenikmatan duniawi) sebelum berhasil menyatukan
Nusantara.
Isi sumpah Gajah Mada dalam kitab Pararaton
berbunyi sebagai berikut:
Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa
Terjemahannya:
Ia, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.
Dalam kitab Nagarakartagama karya Mpu Prapanca yang ditemukan di Istana Tjakranagara Lombok, ada menyebutkan bahwa Gajah Mada merupakan Patih Kerajaan Daha dan kemudian menjadi Patih dari Kerajaan Daha dan Kerajaan Janggala.
Gajah Mada digambarkan seorang bangsawan yang mengesankan,
berbicara tegas, jujur dan tulus ikhlas serta berpikiran sehat.
Gajah Mada wafat pada tahun 1286 Saka atau tahun
1364 Masehi, sebagaimana yang dituliskan dalam kakawin Nagarakartagama pupuh
LXXI/1 yang berbunyi:
“….tahun rasa (1286) beliau mangkat, baginda
gundah terharu, bahkan putus asa, Sang dibyacita Gajah Mada cinta kepada sesama
tanpa pandang bulu, insaf bahwa hidup ini tidak baka, karenanya beramal tiap
hari.”
Baca : Tentang Muhammad Hatta.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Mada
http://majapahit1478.blogspot.com/2011/06/asal-usul-gajah-mada.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Mada
http://majapahit1478.blogspot.com/2011/06/asal-usul-gajah-mada.html
Labels:
Tokoh Indonesia
Thanks for reading Gajah Mada Tokoh Yang Masih Misterius. Please share...!
2 Comment for "Gajah Mada Tokoh Yang Masih Misterius"
izin copas :D
Silahkan saja mas, tapi tolong cantumkan juga sumbernya :D