Usia Dini Masa Awal Pembentukan
Karekter
Karekter terbentuk pada usia dini
dan akan terbawa hingga dewasa. Apa saja bagian dari karekter seseorang yang
melekat pada waktu kecilnya akan menjadi bagian dari karekternya pada waktu
dewasa.
Seorang anak itu waktu kecilnya sangat lentur dan mudah untuk dibentuk
menjadi apa saja yang dikehendaki orang tuanya, seorang anak mudah belajar dan
meniru apa-apa yang terdapat dalam lingkungan sekitarnya, terutama dari
lingkungan kecilnya yakni keluarga. Kalau dari kecil dibentuk karekter yang
santun, senang belajar, kerja keras, rendah hati, dan sebagainya, maka itu yang
menjadi karekternya hingga dewasa. Itulah sebabnya maka pendidikan pada usia
dini ini menjadi sangat penting untuk membentuk manusia-manusia yang tangguh
dan berkualitas kelak. Ratih Zimmer Gandasetiawan, seorang Konsultan PAUD
mengatakan bahwa pembentukan karekter paling banyak dilakukan di rumah, karena
60 % dilakukan di rumah dan 30 % di sekolah. Selain keluarga dan sekolah
pembentukan karakter anak juga terbentuk oleh media, baik cetak maupun
elektronik. Tontonan seperti sinetron yang ada di televisi-televisi Indonesia
merupakan hal yang sangat perlu diwaspadai untuk ditonton anak-anak. Kebanyakan
dari sinetron tersebut menyajikan berbagai tindakan-tindakan kekerasan dan
kebanyakan tidak mengajarkan pada masyarakat memecahkan masalah dengan baik dan
sopan. Ingat! Anak itu adalah peniru yang sangat baik, karenanya
tontonan-tontonan seperti itu akan sangat berpengaruh pada perkembangan jiwa
dan perilaku anak.
Peran Penting Orangtua dan
Lembaga Pendidikan Dalam Pembentukan Karakter Anak
Orangtua memiliki andil yang
sangat besar dalam mendidik dan mengenalkan anak-anaknya sejak dini pada
tradisi dan kebudayaan bangsanya dengan cara kasih sayang. Mendidik anak
sekarang harus diterapkan prinsip demokrasi dan keterbukaan, agar anak bisa
lebih transparan mengenai segala kebutuhan ke orangtuanya, sehingga terjadi
dialog dua arah. Tapi anak tetap diajarkan nilai-nilai ketimuran, tahu tata
krama dan peka terhadap sesama. Dan perilaku orangtua menjadi teladan bagi
anak-anaknya. “Saya selalu menanamkan konsep DJITU pada anak-anak saya untuk
berhasil, Disiplin, Jujur, Iman dan Inovatif, Tekun dan Ulet. Kalau ini
tertanam pada jiwa anak-anak kita, pasti bisa berhasil dan maju,” ungkap DR
(H.C.) Martha Tilaar.
Berbagai kajian yang ada telah
membuktikan, bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas individu
dalam keluarga yang dapat dibentuk melalui pembentukan karekter sejak dini.
Pada masa keemasan anak, seorang anak menjadi faktor kunci terhadap pertumbuhan
dan perkembangan anak yang sangat menentukan masa depannya. Hal itu akan
terjadi bilamana anak dapat berada di lingkungan keluarganya yang menerapkan
pola pengasuhan anak secara baik. Anak-anak adalah peniru yang terbaik, jika
orang tua santun kepada anak-anaknya maka mereka akan santun pada orangtuanya.
Menuntut anak menjadi penurut, tapi tidak bekerjasama dan memberikan contoh
keteladanan, maka inilah yang terjadi pada negara kita sekarang. Kekerasan
terjadi dimana-mana,” tutur DR. Seto Mulyadi, Psi, Msi atau yang biasa
dipanggil Kak Seto.
Lebih lanjut Kak Seto mengatakan,
pendidikan yang benar itu seperti pendidikan pada waktu seorang ibu mengajarkan
bahasa ibu pada bayinya dengan penuh kasih sayang. Intinya, ke depan proses
pengajaran harus dengan kasih sayang. Ini harus disosialisasikan dan
dikampanyekan kepada setiap pendidik, tidak hanya guru, tetapi juga ustad,
kepala panti asuhan, dan pendidik lainnya, melalui pelatihan, seminar, ceramah,
dan sebagainya. Kalau melatih memberikan keterampilan, kalau pengajar
memberikan ilmu dan pengetahuan, tapi kalau pendidikan itu memberikan hati, itu
sering dilupakan.
Setiap anak, menurut Kak Seto,
memiliki potensi unggul yang saling berbeda. Untuk itu, ia selalu menyarankan
kepada setiap pendidik dan orang tua agar mengetahui serta mengarahkan anaknya
pada potensi masing-masing. Sehingga nantinya tidak hanya anak yang menguasai
matematika atau berhitung saja disebut sebagai anak pintar. Akan tetapi, setiap
anak adalah anak yang pintar dalam bidang dan potensinya masing-masing. Bibit
unggul akan tumbuh dalam tanah yang subur. Ibaratnya sebagai orangtua, sediakan
saja tanah yang subur, sirami dengan kasih sayang, penghargaan, pengertian dan
biarkan dia tumbuh subur dengan sendirinya. Lembaga pendidikan menjadi sekolah
yang memanusiakan manusia, yang bertugas menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan agar anak dapat berkembang sesuai dengan bakat dan potensi
unggulnya, menciptakan suasana yang dapat mendukung kreativitas, spontanitas
dan kebebasan berpikir anak.
Keterangan:
Semua pendapat para tokoh di atas
dipetik dari Majalah bulanan WOM edisi XXXVI Maret – April 2010.
Labels:
Non Katagori
Thanks for reading Pembentukan Karakter Pada Usia Dini - PAUD. Please share...!
0 Comment for "Pembentukan Karakter Pada Usia Dini - PAUD"