KEKUNOAN YANG DIRENCANAKAN
Kekunoan pasar akan sesuatu yang bersifat baru dapat mendorong
menejemen untuk mengikuti strategi barang dengan membuat kekunoan/keusangan yang
direncanakan (planned obsolescence). Kekunoan yang direncanakan ini ditujukan
untuk membuat suatu barang menjadi ketinggalan jaman, usang, atau basi. Sehingga
pergantian pasarnya akan semakin meningkat. Adapun cara-cara yang termasuk dalam
kekunoan ini adalah : (1) kekunoan teknologis, (2) kekunoan yang ditunda, (3)
kekunoan fisik yang disengaja, dan (4) kekunoan corak.
1. Kekunoan Teknologis
Kekunoan teknologis atau kekunoan funsional (functional
obsolescenceI) ini dapat diukur dengan standar teknis. Misalnya : pemasangan
transmisi otomotis pada mobil (Hondamatic) akan menyebabkan kekunoan pada
mobil-mobil lama.
2. Kekunoan yang ditunda
Sering perusahaan tidak segera memperkenalkan teknologi baru
atau perbaikan dari barang-barang produksinya. Bilamana pengenalan teknologi
baru atau perbaikan produksi tersebut tidak dilakukan sampai permintaan pasar
terhadap model lama menurun, maka akan terjadi kekunoan yang ditunda.
3. Kekunoan fisik yang disengaja
Dalam hal ini, perusahaan membuat agar produknya hanya dapat
digunakan sementara. Strategi tersebut mengandung resiko dan dapat membahayakan
nama baik perusahaan, sebab keawetan masih menjadi motif pembelian yang utama
bagi konsumen.
4. Kekunoan Corak
Kadang-kadang kekunoan corak (style obsolescence) ini juga
disebut kekunoan psikhologis atau kekunoan mode. Adapun tujuan mengadakan
kekunoan corak ini adalah untuk membuat orang merasa ketinggalan jaman apabila
tetap menggunakan model yang lama. Di sini, karekteristik barang diubah
sedemikian rupa sehingga model baru tersebut mudah dibedakan dengan model yang
lama. Kekunoan corak ini merupakan istilah yang sering dipakai untuk menyatakan
kekunoan yang direncanakan jika tidak dinyatakan dalam istilah yang lain.
CORAK DAN MODE
Kedua istilah tersebut sering disalahtukarkan dalam
pemakaiannya ; istilah corak diartikan sebagai mode, dan istilah mode diartikan
sebagai corak. Memang kelihatan kedua istilah tersebut merupakan istilah yang
sama, tetapi sebenarnya berbeda. Kedua istilah ini dapat didefinisikan sebagai
berikut :
Corak adalah suatu cara pembuatan atau penyajian dalam berbagai
seni, pekerjaan, atau produk; juga dapat berarti cara bernyanyi, bermain, atau
bertingkahlaku.
Mode adalah beberpa corak yang sedang digemari dan dibeli
secara luas oleh sekelompok masyarakat selama periode waktu tertentu.
Dari definisi tersebut kita dapat mengetahui adanya beberapa
corak dalam berbagai macam barang. Misalnya : untuk mobil ada corak sedan,
stationwagon; untuk pakaian renang ada corak bikini dan corak pakaian renang
biasa (terusan); untuk tarian ada corak Jawa, Sumatera, Bali; untuk musik ada
corak keroncong, pop, jazz, melayu (dangdut); dan sebagainya.
Sedangkan mode selalu didasarkan pada corak. Tetapi setiap
corak bukanlah mode. Sebelum corak ini diterima secara umum, tidak akan menjadi
mode. Jadi, setiap corak dapat menjadi mode bila sedang digemari secara umum.
Kesukaan masyarakat terhadap suatu corak dapat menimbulkan mode, dan ini
biasanya didasarkan pada hal-hal yang baru. Sehingga mode ini dapat
mempengaruhi pola pembelian konsumen.
Corak sifatnya tidak berubah-ubah, sedangkan mode selalu
berubah. Kekunoan corak ini terdapat pada semua jenis barang (seperti : mebel,
rumah), juga pada bidang-bidang yang berbeda seperti arsitektur, musik, dan
sebagainya. Jadi, mode terdapat pada setiap masyarakat, baik masyarakat primitif
maupun masyarakat modern.
Orang-orang sering mengikuti pola yang telah dilakukan oleh
pelopor opini dalam kelompok mereka sebab pada dasarnya, manusia adalah
konformis (mudah menyesuaikan diri). Pada saat yang sama mereka ingin berbuat
dan berada sedikit berbeda dari yang lain.
Volume penjualan suatu jenis barang dapat menurun atau bahkan
mati dalam siklus kehidupannua karena adanya kekunoan teknologis. Demikian pula
mode, akan berakhir karena adanya kekunoan mode. Suatu mode akan sangat disukai
bilamana timbulnya sangat cepat. Adapun tahap-tahap yang ada dalam siklus mode
dapat dilihat pada gambar, yaitu :
-tahap perkenalan
-tahap percobaan (trial)
-tahap pengakuan umum (popular adoption)
-tahap kedewasaan
-tahap kemunduran
Dalam tahap perkenalan, mula-mula suatu mode diperkenalkan oleh
seorang perancang pada kelompok yang terbatas, misalnya pada para hadirin dalam
suatu peragaan busana.
Kemudian, pada tahap percobaan kelompok lain seperti perancang
lain, produsen lain, dan konsumen yang berpenghasilan lebih rendah menyadari
akan adanya mode tersebut, menilainya, dan mulai ikut mencobanya.
Pada tahap pengakuan umum, mode tersebut menjadi sangat
berkembang. Dalam hal ini, pelopor opini dari suatu kelompok sosial dapat
menerima mode tersebut dan menggunakannya. Oleh karena itu produsen berusaha
untuk memproduksinya secara besar-besaran dengan harga yang lebih rendah. Sering
pendekatan pada pelopor opini ini merupakan kunci sukses bagi menejer pemasaran.
Tahap kedewasaan ditandai dengan adanya permintaan yang tetap
terhadap mode tersebut. Karena permintaannya tetap, maka bentuk kurve
penjualannya mendatar.
Akhirnya pada tahap kemunduran volume penjualannya semakin
menurun sampai pada titik terendah. Untuk barang-barang mode seperti ini arah
kurve penjualannya berbentuk sangat curam.
Dengan mengetahui tahap-tahap yang ada dalam siklus mode ini
menejer pemasaran dapat mempertimbangkan kapan akan memasuki pasar secara
besar-besaran, dan kapan harus mengganti mode yang baru. Dalam hal ini perlu
pula dipertimbangkan bahwa penjual (baik produsen maupun pengecer) yang memasuki
mode pada tahap permulaan, akan mengetahui bahwa kemampuan mereka untuk
mengidentifikasikan serta mengadakan komunikasi dengan pembeli pertama dalam
beberapa kelompok, merupakan satu kunci yang sangat penting bagi berhasilnya
pemasaran suatu mode.
Dikutip dari:
Azas-Azas Marketing. Basu Swastha DH.
Labels:
Dunia Ekonomi
Thanks for reading Kekunoan Yang Direncanakan. Please share...!
0 Comment for "Kekunoan Yang Direncanakan"