Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya dengan budaya yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya.
Keragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa ini merupakan modal yang sangat penting yang harus bisa dikelola dan dimanfaatkan dengan baik untuk mendukung proses pembangunan nasional.
Unsur Budaya meliputi:
- Bahasa
- Adat Istiadat
- Pakaian
- Teknologi
- Seni
- Agama
- Politik
- Pendidikan
Berdasarkan unsur-unsur budaya di atas, tentunya dengan hanya mengandakan kekayaan sumber daya alam yang kita miliki tidak cukup untuk melaksanakan pembangunan nasional.
Sumber daya alam hanya akan dapat dimanfaatkan dengan optimal jika SDA itu mampu dikelola dengan pendidikan dan teknologi yang baik.
Itulah sebabnya keragaman atau kekayaan sosial budaya yang dimiliki oleh suatu bangsa disebut pula modal sosial (modal masyarakat).
Silahkan lihat Hakikat Pembangunan Nasional.
Untuk diketahui pembahasan kita ini merupakan Tema IV yang berjudul Keragaman Sosial Budaya sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional yang terdiri dari 4 sub bab/sub tema, yakni:
A. Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial
B. Fungsi dan peran keragaman sosial budaya
c. Fungsi dan peran kelembagaan sosial budaya
d. Kemerdekaan sebagai modal pembangunan nasional
Kemudian pembahasan ini kita bagi ke dalam 4 artikel yang terpisah supaya tidak terlalu panjang dan menyita banyak waktu. Dan untuk pembahasan yang pertama yang kita jadikan artikel pada kesempatan kali ini adalah sub bab Sifat dan bentuk interaksi sosial.
Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan
Sifat atau karekteriksi sosial budaya masyarakat yang berbeda pada setiap daerah di Indonesia menyebabkab perbedaan bentuk interaksi atau hubungan sosialnya pula.
Perbedaan ini dapat kita lihat pada aspek seni, budaya dan politik. Di mana perbedaan-perbedaan ini pula yang akan memperluas hubungan atau interaksi yang dilakukan, tidak hanya lokal saja tapi sudah merambah pada hubungan antar daerah.
Pastinya dalam berinteraksi tersebut mempunyai efek atau pengaruh terhadap pembangunan nasional. Efek ini bisa bersifat mendukung pembangunan nasional dan bisa pula menghambat terjadinya pembangunan nasional.
Hal ini mungkin saja terjadi, karena dalam interaksi yang dilakukan dalam masyarakat tidak hanya dapat berjalan dengan baik dan lancar saja, tetapi juga sering terjadi pertentangan dan perpecahan yang dapat menghambat lajunya perekonomian dan pembangunan.
Sifat-sifat Interaksi Sosial Budaya Dalam Kehidupan Masyarakat
Sebagai makhluk sosial dan sekaligus sebagai makhluk ekonomi, manusia tidak mungkin lepas dari interaksi ini.
Setiap orang memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda untuk mendukung kehidupannya. Untuk memenuhi semua ini, manusia tidak mungkin mampu memenuhinya sendiri karena itu dia butuh dengan orang lain. Karena inilah kemudian yang mendorong terjadinya interaksi tadi.
Interaksi yang terjadi antar manusia, dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Interaksi yang dilakukan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
2. Interaksi yang terjadi antara seorang indivu dengan kelompok. Contoh sederhana dari interaksi ini adalah hubungan antara seorang guru yang mengajar dihadapan sekelompok murid di dalam kelas.
3. Interaksi yang dilakukan antara kelompok dengan kelompok lainnya. Seperti pertandingan sepak bola antara tim kesebelasan Arema melawan tim kesebalasan Persebaya.
Berinteraksi pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama dengan cara saling memahami dan membantu antara orang-orang yang terlibat dalam interaksi tersebut.
Tapi seperti yang telah kita singgung di atas tidak semua interaksi itu berjalan dengan mulus yang di landasi dengan kebersamaan dan persatuan , sehingga sering terjadi gesekan-gesekan kepentingan yang mengarah pada permusuhan dan pertentangan, bahkan dalam skala yang lebih luas seperti hubungan antar negara dapat menyebabkan pecahnya perang.
Interaksi yang mengarah kepada kebersamaan disebut dengan interaksi yang bersifat asosiatif, sedangkan yang menuju pertentangan dan permusuhan disebut dengan interaksi yang bersifat dissosiatif.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat di bedakan menjadi 2 yaitu:
1. Bentuk Asosiatif
2. Bentuk Disosiatif
Penjelasan
Bentuk Asosiatif
Bentuk asosiatif adalah hubungan sosial yang mengarah ke dalam bentuk kerjasama sebagai sebuah proses yang terjadi karena adanya saling pengertian dan kerjasama dua arah (timbal balik) antara orang-orang yang melakukan interaksi.
Dengan kata lain hubungan dalam bentuk asosiatif ini bersifat positif, menyenangkan, terjalin persatuan dan kesatuan serta memiliki keinginan yang sama untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk-bentuk interaksi asosiatif dapat berupa:
a. Kerjasama (coorperation), kerjasama yang terjalin untuk mencapai tujuan yang sama, seperti kerjasama dalam pendirian perusahaan.
b. Akomodasi (accomodation), artinya melakukan penyesuaian sosial supaya tidak terjadi pertentangan.
c. Asimilasi (assimilation), artinya peleburan antara kedua kebudayaan sehingga lahirlah budaya baru yang dimiliki bersama. Seperti perkawinan antar suku.
d. Akulturasi (acculturation), artinya peleburan antara kedua kebudayaan tanpa menghilangkan unsur atau keperibadian budaya aslinya. Seperti Menara Masjid Kudus yang lahir dari seni arsitektur Hindu dengan arsitektur Islam.
Bentuk Disosiatif
Bentuk disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah ke bentuk perpecahan atau merenggangkan solidaritas.
Bentuk hubungan disosiatif harus diupayakan untuk dihindari sebisa mungkin dengan cara menenggang rasa, toleransi, menghargai dan menanamkan rasa kebersamaan.
Hubungan yang terjalin secara disosiatif ini dapat membuat kehidupan tidak tenang dan tidak nyaman dan ujung-unjungnya dapat menjadi kendala dan menghambat setiap tujuan yang diinginkan.
Ada pun bentuk proses disosiaitif ini dapat berupa:
a. Persaingan (competition), artinya perjuangan atau usaha yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk sebuah kemenangan. Dalam persaingan sering timbul perselisihan dan permusuhan tapi belum sampai menimbulkan ancaman atau benturan fisik. Contoh persaingan antar pedagang.
b. Kontravensi, artinya persaingan yang meningkat menjadi permusuhan dan perasaan tidak senang kepada pribadi seseorang secara tersembunyi. Jada kontravensi ini posisinya di tengah-tengah antara kompetisi dan konflik.
c. Konflik, berarti pertikaian dan permusuhan yang disertai ancaman dan benturan fisik yang terkadang sampai merenggut jiwa seseorang, hal ini bisa terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan yang mendasar. Contoh seperti konflik bersenjata antara GAM dan RI pada tahun-tahun yang telah lalu.
Demikianlah akhir dari pembahasan kita di sub tema materi kali ini dan untuk sub bab berikutnya akan kita lanjutkan pada artikel yang akan datang, Insya Allah.
Silahkan baca juga Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.
Dan semoga artikel yang berjudul Keragaman Sosial Budaya sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional sesi pertama ini mudah dipahami sehingga dapat membantu proses pembelajaran peserta didik di sekolah. Terima kasih dan sampai jumpa.
Daftar Pustaka
Buku pegangan siswa IPS Kelas 8 semester 2 Kurikulum 2013.
0 Comment for "Keragaman Sosial Budaya sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional"